Rabu 18 Mar 2015 17:23 WIB

Pindad Segera Pensiunkan Mesin Tua

Kendaraan tempur pindad
Kendaraan tempur pindad

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mesin-mesin tua alat produksi senjata dan munisi PT Pindad (Persero) dipastikan segera 'pensiun' setelah mesin baru dalam program revitalisasi permesinan BUMN strategis itu tiba. Mesin-mesin tua itu ada yang buatan tahun 1930. Mesin itu dulu dipesan oleh Jenderal Ahmad Yani (Alm). 

"Bayangkan sampai saat ini mesin itu masih bisa dipertahankan, namun nanti setelah mesin baru tiba akan segeda dipensiunkan," kata Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim, Rabu (18/3).

Mesin tua itu, menurut dia selama ini menjadi tulang punggung di pabrik senjata api, munisi maupun di pabrik munisi kaliber besar. Mesin-mesin itu menurut dia hingga saat ini masih terpelihara dan memenuhi standar produksi setelah dilakukan up grade.

Silmy menyebutkan, Penanaman Modal Negara (PMN) yang diterima Pindad 2015 ini senilai Rp 700 miliar. Sebagian besar akan digunakan untuk peremajaan mesin-mesin produksi itu. Dia mengatakan kebutuhan anggaran revitalisasi sebenarnya Rp 5 triliun, namun tahun ini direalisasikan Rp 700 miliar. Sebagian besar anggaran ini akan dilakukan untuk revitalisasi mesin yang sudah tua itu.

Ia menyebutkan, senjata SS-1 awalnya merupakan jenis senjata dengan lisensi dari Fabrique Nationale (FN) Belgia. Kemudian dikembangkan dan saat ini sudah varian SS-2 yang telah memiliki kualifikasi dan sertifikasi sebagai senapan organik militer. Senjata itu merupakan salah satu produk yang menembus ekspor, termasuk jenis senjata genggam.

"Pindad tengah mengikuti tender pengadaan senjata di Filipina, untuk jenis SS-2 maupun senjata genggam," kata Silmy.

Selain itu, Pindad juga menyatakan kesiapannya untuk memproduksi munisi kaliber besar 105 milimeter untuk memenuhi kebutuhan TNI. "Kami sudah produksi munisi kaliber besar 105 mm, sudah diuji coba dan sudah sesuai dengan kebutuhan TNI. Tahun ini akan segera dilakukan penjualan produk munisi besar itu untuk TNI, tapi kami akan menunggu kontraknya," katanya.

Ia menyebutkan kebutuhan munisi kaliber besar 105 mm sejumlah 281.429 unit baik itu munisi tempur maupun munisi latihan.

 

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement