Rabu 18 Mar 2015 17:25 WIB

40 Mata Air di Sleman Terancam Keberadaannya

Rep: C97/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mata air
Mata air

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Sebanyak 40 mata air di Sleman terancam keberadaannya. Hal ini disampaikan oleh Bupato Sleman, Sri Purnomo pada peringatan Hari Air se-dunia tahun 2015 di pendopo rumah dinas Bupati, Rabu (18/3).

"Jumlah mata air yang terancam tersebut, diperkirakan akan meningkat jika masyarakat tidak peduli dengan kelestariannya," tuturnya. Maka itu Sri mengajak seluruh masyarakat agar melakukan upaya sederhana dalam menjaga ketersediaan air.

Seperti, menanaman pohon di pinggiran sungai, halaman rumah, maupun di lokasi lainnya. Agar air hujan tidak langsung mengalir ke permukaan tanah dan terbuang. Hal semacam ini perlu digiatkan.

Kemudian dalam sambutannya, Sri mengatakan bahwa upaya konservasi air di Kabupaten Sleman mendesak. Mengingat ketersediaan air di Sleman akan mempengaruhi daerah lainnya. Karena Sleman merupakan daerah resapan air bagi DIY.

 

Sesuai dengan Tema Peringatan Hari Air Sedunia tahun ini yaitu “Water and Sustainable Development”, maka Pemkab perlu mengkampanyekan tiga hal. Pertama, membangun penurapan berupa bak penyaluran air. Kedua, memelihara mata air. Terakhir adalah melakukan penanaman pohon di kawasan tangkapan air. 

Dalam acara tersebut, Pemerintah Kabupaten Sleman memberikan apresiasi kepada juru kunci mata air yang telah mengabdikan dirinya tanpa imbalan. Apresiasi berupa penyerahan piagam penghargaan kepada 172 pengampu air.

Kepala Dinas ESDM Sleman, Sapto mengatakan, sumber mata air di Sleman cukup banyak mencapai 600 titik.

Namun yang teridentifikasi debit airnya dan sudah dimanfaatkan baru 182 buah, dengan debit air dari dua sampai 850 liter per detik. Tahun 2014, sumber mata air yang telah dibangun kontruksinya sebanyak 37 buah dan dikelola 6 Organisasi Petugas Pengelola Mata Air (OPPMA).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement