Rabu 18 Mar 2015 13:24 WIB

Mengambil Hikmah Pemberdayaan dari Keteladanan Perempuan Irak

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Indah Wulandari
Militan ISIS di Irak dan Suriah memperbudak perempuan dari kelompok agama minoritas Yazidi di Utara Irak.
Foto: Reuters
Militan ISIS di Irak dan Suriah memperbudak perempuan dari kelompok agama minoritas Yazidi di Utara Irak.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Saat pria Irak sengit bertempur, keberadaan kaum perempuannya harus lebih diberdayakan karena mereka menanggung tanggung jawab keluarga.

“Saat ini perempuan Irak hidup dibawah ancaman ISIS, dalam kondisi seperti ini mereka harus bertahan hidup dan membesarkan anaknya," ujar Chief Happines Officer Fortune PR Indira Abidin, Rabu (18/3).

Indira bisa mengungkapkan itu karena ia diundang oleh Kamar Dagang Swedia untuk menjadi salah satu pembicara dalam even bertajuk Solidarity Day with Iraqi Women to Encounter Terrorism pada  International Women's Day pada 8 Maret lalu.

Ia menjadi pembicara untuk menginspirasi para perempuan Irak agar lebih berdaya di sektor ekonomi dan kesehatan. Selain itu, sebagai bentuk solidaritas Indira terhadap masyarakat di Irak dan Kurdi yang harus bertahan hidup dari ancaman teroris dan grup fanatik di dunia.

Di sisi lain, ujarnya, perempuan di Irak, harus siap  berjuang mempertahankan tanah dan kotanya dari ancaman pihak lain. Sehingga perempuan di Irak harus diberdayakan dengan memiliki penghasilan sendiri.

Mereka juga harus memiliki kesehatan yang baik agar mampu menghidupi anaknya dan tidak bergantung pada suami yang berjuang di medan perang.

“Jangan tunggu siapapun, termasuk pemerintah, untuk menyediakan segalanya. Perempuan memiliki kekuatan luar biasa untuk membangun keluarga, komunitas, perusahaan dan negara," urainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement