Rabu 18 Mar 2015 03:51 WIB

Perajin Kecilkan Ukuran Tahu-Tempe

Rep: c18/ Red: Hazliansyah
Perajin tempe menghentikan produksinya
Foto: wihdan hidayat
Perajin tempe menghentikan produksinya

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Nilai tukar rupiah yang kian melemah terhadap dolar Amerika berdampak pada para perajin tempe dan tahu di Kabupaten Tangerang, Banten. Menurunnya nilai tukar mata uang nasional tersebut memicu kenaikan harga kedelai.

"Naik antara 400 sampe 500 rupiah," jelas Sariah, perajin tempe di desa Ciatuy, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Selasa (17/3).

Sariah menjelaskan saat ini harga kedelai mencapai Rp 7.000 perkilogram dari harga sebelumnya Rp 6.500 perkilogram. Beruntung, kenaikan harga kedelai tak diikuti dengan kenaikan harga tempe atau tahu.

Untuk menyiasati hal tersebut Sariah hanya mengurangi ukuran tempe atau tahu yang dijual.

Sementara itu, melemahnya nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap harga sembako ataupun harga sayur mayur.

"Sampai sekarang, belum ada dampaknya ke harga sayur atau bahan pokok lainnya," jelas Joko, pedagang sembako di Pasar Ciung, Kecamatan Tigaraksa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement