Selasa 17 Mar 2015 18:24 WIB

Terkena Razia Preman, Warga Ogah Jaga Perlintasan Kereta Duri Kosambi

Mamat, warga yang biasanya menjaga perlintasan kereta di jalan Duri Kosambi Raya.
Foto: Istimewa
Mamat, warga yang biasanya menjaga perlintasan kereta di jalan Duri Kosambi Raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kecelakaan yang melibatkan kereta api dan kendaraan kembali terjadi di jalan Duri Kosambi Raya, Jakarta Barat. Luciana, warga Taman Semanan Indah, hanya bisa menyaksikan bagian belakang mobil multi pupose van (mvp) yang dikendarainya ringsek pada Selasa (17/3) pagi. 

Luci mengaku beruntung selamat. Ia mengaku tak mendengar peringatan dari orang sekitar saat ia melintasi rel yang membelah Duri Kosambi Raya, jalan utama yang dilalui warga dari dan menuju Kosambi. Titik pertemuan rel dan jalan ini sekitar 200 meter dari Stasiun Kereta Rawa Buaya. Akan tetapi tak ada palang pintu otomatis di sini.

"Biasanya ada anak-anak muda yang menjaga. Tapi beberapa hari lalu mereka terkena razia premanisme," kata Luci saat dihubungi ROL. Padahal Luci mengaku sangat terbantu dengan kehadiran mereka mengingat tidak ada palang pintu otomatis.

Karena jalur utama, volume kendaraan yang lewat cukup padat, terutama pada pagi dan sore. Kondisi ini dimanfaatkan sejumlah pemuda untuk mengatur perlintasan dan memberitahu kepada pengendara kalau ada kereta lewat. Sebagai imbalan, mereka mengutip uang dari orang yang lewat.

Namun, sekitar empat hari lalu pemuda yang biasa mengatur kereta terkena razia premanisme. “Kami dianggap preman yang minta-minta uang ke pengendara” ujar Mamat salah satu warga yang mengatur pengendara di perlintasan.

"Alhasil kami  jadi takut untuk mengatur lagi, apalagi teman saya sempat ditahan di Polsek Kedoya," tuturnya.

Bagi Mamat uang dari pengendara tidak seberapa dibandingkan risiko kecelakaan. Ia mengaku mengkhawatirkan pelajar sekolah yang melewati jalan tanpa palang pintu otomatis itu. Padahal, kata Mamat, setiap 15 menit kereta lewat di jalur itu

Saat kereta akan lewat, Mamat tidak bisa berbuat apa-apa. Ia tidak memberitahukan pengendara untuk berhenti seperti biasa. Teriakan pemuda sekitar kepada Mamat agar mendiamkan saja membuat Mamat berdiri di pinggir saja. “Saya bilangin motor aja, kasihan kalau yang tertabrak motor” teriaknya ke teman-temannya.

Rupanya pemuda sekitar sudah tidak peduli keselamatan orang lain akibat kecewa terkena razia. Tanpa palang pintu otomatis dan pemuda yang membantu mengatur lalu lintas, perlintasan rel kereta di Duri Kosambi Raya ini siap memakan korban berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement