REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau meminta perusahaan tur dan travel mengawasi peserta perjalanan paket wisata ke Timur Tengah untuk mengantisipasi penyalahgunaan tur seperti yang terjadi dengan 16 warga Jawa Timur yang menghilang di Turki.
"Terus awasi orang yang ikut pergi, perketat tujuan keberangkatan, jangan sampai terlalu lama berpisah dari grup," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Batam Yusfa Hendri, Selasa (17/3).
Ia mengatakan pengawasan menjadi penting agar tidak ada peserta tur yang terlibat masalah selama melakukan perjalanan ke luar negeri.
Di Batam, kata dia, tidak ada biro perjalanan yang menawarkan paket wisata liburan ke Timur Tengah, melainkan hanya wisata religi yang dipaketkan dengan Umroh. Dalam paket itu, termasuk juga perjalanan ke Turki.
"Sepanjang tujuannya umroh. Kami tidak bisa membatasi," kata dia.
Sementara itu, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan meminta aparat imigrasi untuk memperketat izin masuk warga negara asing ke Indonesia melalui kota itu untuk mengantisipasi penyebaran paham kelompok Negara Islam Irak dan Suriah.
"Imigrasi agar lebih memperketat, bukannya pemerintah kota mau lepas tangan, tapi ini tugas imigrasi," kata Ahmad.