REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 7 kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat terendam banjir . Banjir tersebut diakibatkan jebolnya tanggul sungai Cimanuk lantaran kelebihan muatan air akibat hujan deras pada beberapa hari terakhir ini.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, salah satu solusi mengatasi musim penghujan di wilayah utara Jabar ini adalah aktifnya waduk Jatigede. Diharapkan waduk yang dibangun selama puluhan tahun segera diairi pada pertengahan tahun 2015.
"Jatigede bisa jadi solusi banjir di musim penghukan untuk kawasan Majalengka, Indramayu dan Cirebon," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan di Gedung Pakuan, Selasa (17/3).
Perlu diketahui, banjir yang menutupi arus lalu lintas ini bukan kali pertamannya terjadi di wilayah utara Jawa Barat. Dua tahun lalu banjir akibat tanggul jebol terjadi di wilayah Kabupaten Subang. Banjir tersebut juga memakan badan jalan dan melumpuhkan arus lalu lintas di Pantura.
Aher mengatakan, jika sudah diairi, Waduk Jatigede bisa menekan arus air yang mengalir ke wilayah utara Jawa Barat. Rencanannya, waduk yang terletak di Kabupaten Sumedang itu akan diresmikan Joko Widodo pada Juli 2015 mendatang.
"Sekarang kan air masih ngalir belum dihentikan oleh waduk. Tanggul tidak dapat menampung air yang jebol. Mudah-mudahan Juli penggenangan dan September sudah beres," kata dia.
Selain itu, Aher pun berencana akan membuat manajemen tanggul agar sirkulasi air di sungai tidak tumpah hingga ke badan jalan. "Selain Jatigede harus ada tanggul-tanggul juga," katanya.
Perihal banjir yang terjadi di Indramayu saat ini, Aher sudah menerjunkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar dan Kabupaten. Berdasarkan informasi terakhir yang didapatkan, saat ini banjir sudah surut.
"Banjir disebabkan tanggul Cimanuk jebol. Tapi sekarang sudah ditangani. Kita koordinasi dengan BBWS Cimanuk cisanggarung," katanya.
Sebelumnya, kata Aher, ada dua pintu yang bisa direkayasa untuk mengatur volume air. Namun, lantaran air cukup deras dua pintu tersebut tidak bisa menampungnya. Air pun tumpah ke jalan hingga mengganggu arus lalu lintas.
"Jatibarang tentu sedikit terganggu. Mudah-mudahan sekarang tanggul sudah diperbaiki BBWS dari kementrian PU kemudian air pun bisa surut," katanya.
Biasanya, kata Aher, jalan yang sudah terendam bajir itu rusak. Beruntungnya, jalan yang digenangi air merupakan jalan beton, bukan jalan aspal.
"Saya liat di televisi mayoritas beton. Mudah-mudahan kalau beton kan enggak apa-apa. Tapi kalo aspal biasanya kan suka bolong-bolong dan membesar," katanya.