Selasa 17 Mar 2015 13:42 WIB

Wakapolri Sebut Daerah-Daerah Ini Jadi Kantong ISIS

komjen Pol Badrodin Haiti
Foto: republika/Agung Supriyanto
komjen Pol Badrodin Haiti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakapolri Komjen Badrodin Haiti mengatakan Poso, Sulawesi Tengah, bukan menjadi satu-satunya wilayah para simpatisan paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Nggak hanya Poso yang menjadi kantong ISIS," katan Badrodin, di Mabes Polri, Selasa (17/3).

Ia menyebut beberapa wilayah lain seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan juga ditengarai menjadi kantong para simpatisan ISIS.

Ia mengaku mengalami kesulitan untuk menindak para simpatisan ISIS yang belum melanggar hukum.

"Kami nggak punya instrumen penegakkan hukum anggota ISIS yang belum melanggar hukum. Tapi bagi mereka yang sudah melanggar hukum, tentu akan kami tindak sesuai dengan UU," tegasnya.

Kendati demikian, dikatakannya, Polri juga bekerja sama dengan para ulama di daerah-daerah tersebut untuk melakukan upaya deradikalisasi terhadap orang-orang yang teridentifikasi sebagai para simpatisan ISIS serta masyarakat yang telah terekspos paham radikal.

"Kami lakukan beragam upaya untuk menangkal terorisme termasuk koordinasi dengan para ulama," katanya.

Hingga saat ini 16 orang WNI yang memisahkan diri di Turki dari biro perjalanan Smailing Tour pada 24 Februari 2015, belum diketahui keberadaannya. Sementara pada 4 Maret 2015, otoritas keamanan Turki menahan 16 WNI lainnya di rumah penampungan sementara di Turki. Polri pun masih menyelidiki motivasi keberangkatan 16 WNI yang ditangkap di Turki tersebut.

"Ada berbagai macam dugaan. Mereka dipengaruhi pihak tertentu, pertama untuk menjalankan syariat Islam secara utuh dengan berjihad dan mendapatkan penghasilan yang cukup," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri Kombes Rikwanto.

Menurut dia, ISIS menjanjikan penghasilan cukup besar kepada pihak yang mau bergabung.

"ISIS menjanjikan Rp20 juta sebulan di sana," katanya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement