Selasa 17 Mar 2015 13:34 WIB

Panen Raya Jagung di Kalimanan Capai 28 Ribu Ton

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani merawat tanaman jagung.
Foto: Antara
Petani merawat tanaman jagung.

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH LAUT -- Upaya swasembada pangan khususnya padi dan jagung sudah mulai kentara hasilnya. Sejumlah daerah telah melakukan panen raya dengan jumlah berlimpah.

Termasuk kawasan Kalimantan Selatan, khususnya di Kabupaten Tanah Laut, telah dilaksanakan panen raya jagung di atas lahan seluas 3500 hektar dengan total hasil panen 28 ribu ton jagung.

"Kalau melihat capaian yang seperti ini, kita sangat optimis tahun ini tidak impor jagung," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ketika menghadiri acara panen raya jagung di Kabupaten Tanah Laut pada Senin sore (16/3).

Kepada petani jagung setempat, ia pun akan memberi kepercayaan mengelola lahan 10 ribu hektar untuk ditanami jagung. Targetnya, dari situ akan didapat capaian produksi jagung hingga 200 ribu ton per panen. Instruksi tersebut disambut dengan kesiapan dari pejabat dan petani setempat.

Asalkan, pemerintah pusat siap memberikan bala bantuan berupa alsintan, benih, pupuk dan perangkat pendukung suksesnya panen ke depan. Disebutkan Mentan, Kementerian telah siap menggelontorkan bantuan berupa perbaikan irigasi 3.500 hektar, traktor roda empat sebanyak empat unit, traktor roda dua 131 unit, pompa 29 unit, saprodi jagung 10.500 hektar, corn shelter 16 unit dan vertical drying jagung tiga unit. Selain itu, ada juga bantuan lainnya untuk tanam padi.

Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy rusnawan menyebut, petani di Tanah Laut sudah terlatih dan mendapat manfaat di bidang ekonomi dengan bertanam jagung. Bahkan, mereka telah dapat mengadakan traktor roda dua secara swadaya. "Kita bisa mencapai produksi hingga 200 ribu ton jika pusat dan daerah bisa saling bahu membahu," kata dia.

Lebih lanjut, Bupati Tanah Laut Bambang Alamsyah menerangkan, gerakan percepatan tanam padi jagung kedelai musim tanam kedua 2015 di Kabupaten Tanah Laut sudah menerapkan teknologi benih. "Kita menanam jagung jenis hibrida dengan produksi 9 ton per hektar pipilan basah dan umur tanaman 115 hari siap panen," terangnya.

Teknis budidaya, lanjut dia, meliputi pengelolaan tanah dengan satu kali larikan, sistem tandur jajar perlobangan benih dengan kebutuhan benih 15 kg per hektar, dosis pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang sebanyak 100 sak per hektar, pupuk urea 250 kg per hektar dan pupuk NPK 250 kg per hektar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement