Selasa 17 Mar 2015 08:28 WIB

Pelajar di Malang Emoh Naik Bus Sekolah

Bus sekolah parkir di Jalan Raya Jatinegara Timur, Jakarta Timur, Rabu (19/3).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Bus sekolah parkir di Jalan Raya Jatinegara Timur, Jakarta Timur, Rabu (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bus sekolah untuk pelajar di Kota Malang, Jawa timur, sepi peminat. Sejak dioperasikan tiga pekan lalu, bus itu sepi meski pada jam-jam berangkat sekolah. Disinyalir penyebabnya karena rute yang dilalui terlalu panjang.

"Rute yang dilewati bus sekolah masih terlalu panjang, sehingga siswa takut terlambat dan akhirnya memilih naik angkutan kota (angkot). Oleh karena itu, kami akan melakukan evaluasi kembali terkait rute yang dilewati bus sekolah ini," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Handi Priyanto di Malang, Selasa (17/3).

Ia mengakui karena panjangnya rute yang dilewati dan waktu tempuh yang cukup singkat, membuat siswa enggan naik bus sekolah ketika berangkat, namun pada saat pulang, banyak yang memanfaatkannya. "Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) untuk melakukan evaluasi terkait rute bus sekolah ini agar ada solusi terbaik dan tidak sampai merugikan siswa, terutama waktu berangkat, sehingga mereka tidak sampai terlambat," ujarnya.

Selain rute keberangkatan yang cukup panjang dan waktu tempuh yang pendek, katanya, keberadaan halte untuk bus sekolah ini juga menjadi fokus pemikiran, sebab sampai sekarang belum ada halte khusus untuk menunggu bus sekolah, akibatnya siswa bingung harus menunggu bus sekolah dimana.

Menurut Handi, sebagian siswa merasa kejauhan kalau harus menunggu di titik kumpul bus sekolah yang tersebar di sejumlah titik sesuai wilayah. Bahkan, sopir bus sekolah juga tidak berani mengangkut siswa yang menunggu di pinggir jalan karena khawatir akan mengganggu angkot.

"Kami akan upayakan solusi yang tidak merugikan semua pihak, baik siswa maupun sopir angkot. Dan, kami upayakan pembangunan halte bus sekolah ini juga segera dilakukan untuk memudahkan siswa dan sopir bus," katanya.

Setelah melakukan uji coba beberapa pekan, bus sekolah Kota Malang yang berkapasitas masing-masing 50 siswa itu secara resmi dioperasikan. Ada lima titik kumpul siswa yang akan diangkut bus sekolah sesuai wilayah masing-masing karena bus sekolah tersebut ada enam unit.

Pengadaan lima unit bus sekolah yang melayani siswa berangkat dan pulang sekolah itu dianggarkan dari APBD 2014 Kota Malang sebesar Rp 4,5 miliar. Sedangkan satu unit lainnya merupakan sumbangan dari salah seorang pengusaha asal Kota Malang yang sukses di Jakarta.

Sebelumnya keberadaan bus sekolah tersebut ditolak pemilik dan sopir angkot karena mereka khawatir pendapatannya menurun drastis, sebab hampir 70 persen pendapatan sopir angkot dari kalangan pelajar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement