REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, kembali mengingatkan soal bahaya berkembangnya paham-paham radikal keagamaan, termasuk paham yang dianut Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Masyarakat pun diminta untuk membangun kesadaran kolektif dan menempatkan ISIS sebagai musuh bersama. Moeldoko menyebut, saat ini ISIS masih menjadi ancaman potensial bagi Indonesia.
Namun, ancaman ini jangan sampai berkembang menjadi ancaman faktual dan aktual, yang nantinya justru menciptakan situasi yang mencemaskan bagi bangsa Indonesia sendiri.
Salah satu cara untuk mencegah ancaman potensial ISIS menjadi ancaman faktual atau aktual, lanjut Moeldoko, adalah dengan membangun kesadaran kolektif dengan menempatkan ISIS sebagai musuh bersama.
Nantinya, dari kesadaran kolektif itu dapat berkembang menjadi ideologi bersama bahwa ISIS merupakan sebuah ancaman.
Belum lagi dengan adanya potensi ancaman yang bisa ditimbulkan dari para alumni ISIS asal Indonesia yang kembali ke Tanah Air.
Moeldoko menyebut, hal serupa sempat terjadi saat beberapa WNI yang kembali dari Afghanistan. Mereka sempat kedapatan melakukan hal-hal yang melukai bangsa Indonesia.
''Untuk itu, ISIS jangan diberi tempat untuk berkembang di Indonesia. Karenanya, kita semua harus bersama-sama menolak paham-paham tersebut,'' kata Moeldoko usai menghadiri upacara pembukaan Sesko TNI TA 2015 di Sesko TNI, Bandung, Jawa Barat, Senin (16/3).
Selain itu, Moeldoko juga tidak menutup kemungkinan, sebagian wilayah Indonesia digunakan dan menjadi basis pergerakan dari ISIS.
Mantan Pangdam Siliwangi itu pun memberi contoh, khususnya paham-paham fundamentalisme dan radikalisme yang berkembang di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Bukan tidak mungkin, jika ISIS datang ke Indonesia, mereka akan bergabung di Poso.