REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Komisi VI DPR RI yang dipimpin Tifatul Sembiring melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (16/3).
Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk mengetahui potensi, tantangan dan hambatan yang dihadapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dalam bidang industri, perdagangan, koperasi dan UKM.
Tifatul Sembiring mengatakan, sudah mendengar cukup banyak kemajuan yang dialami Sulsel. Di antaranya, investasi yang tumbuh dengan baik hingga pertumbuhan ekonomi yang selalu di atas rata-rata nasional.
Begitupun dengan pembangunan infrastruktur di Sulsel seperti kereta api, pelabuhan, hingga kawasan Center Point of Indonesia (CPI).
"Di Sulsel, ekspor lebih tinggi dari impor. Sulsel ini merupakan penghubung bagi kawasan timur Indonesia," kata Tifatul.
Namun, lanjut Tifatul, salah satu yang menjadi catatan adalah pertumbuhan ekonomi Sulsel yang masih terpusat di Kota Makassar, dengan kontribusi sekitar 35 persen. Padahal, provinsi Sulsel memiliki banyak kabupaten dan kota lain yang cukup potensial. Misalnya, Kota Parepare.
"Karena itu, kami ingin memperoleh gambaran secara langsung mengenai perkembangan, potensi, dan tantangan yang dihadapi Sulsel dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulsel," ujarnya.
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan, tahun ini pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi akan meningkat sekitar 7,7 persen sampai 8,1 persen. Dengan peningkatan ini, Sulsel akan membangun kembali kawasan Industri di kota lain.
"Terkait kawasan industri, di Makassar kami memiliki KIMA dan kondisinya sekarang sudah sangat penuh. Di Kabupaten Gowa, sudah disiapkan lahan sekitar 900 hektar juga untuk kawasan industri," ujar dia.
Agus menambahkan, dari aspek kesejahteraan, penduduk miskin dan jumlah pengangguran Provinsi Sulsel terus mengalami penurunan. Sedangkan, kinerja Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan, melampaui nasional.