REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Polres Semarang, Jawa Tengah, mengamankan sebanyak 122 orang mahasiswa asal Sumba, Nusa Tenggara Timur dan Papua pada Ahad (15/3). Hal tersebut terkait bentrokan antara sebagian dari mahasiswa tersebut dengan warga Dusun Sleker, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Kapolres Semarang, AKBP Muslimin Ahmad mengatakan bentrokan tersebut diduga terjadi karena kesalahpahaman antara sebagian dari mahasiswa tersebut, yang tengah merayakan kelulusan dengan warga setempat.
Akibat bentrokan itu empat orang warga mengalami luka-luka. Kapolres menjelaskan, kejadian berawal ketika serobongan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang berasal dari Sumba merayakan kelulusan.
Pada hajat ini, mereka juga mengundang sesama mahasiswa asal Sumba, baik yang ada di kota Salatiga, Semarang, Yoyakarta bahkan kota Surabaya. Termasuk puluhan mahasiswa asal Papua. Perayaan kelulusan ini sendiri dilaksanakan di Wisma Renata, yang berada di sekitar kawasan obyek wisata Kopeng dan masuk wilayah Dusun Sleker.
Awalnya, dua diantara mahasiswa, yakni Imanuel alias Jacky dan Arif Umbu, bermaksud mencari minuman ringan di sebuah minimarket dengan mengendarai sebuah sepeda motor RX King.
Karena dini hari minimarket yang dimaksud sudah tutup. Entah karena kesal Imanuel, pengendara RX King,menggeber-geber gas motornya hingga membuat warga yang ada di sekitar lokasi menegurnya.
Rupanya teguran ini membuat mahasisa itu tak terima. Ia kemudian kembali ke wisma, dan mengadukan hal itu ke teman-temannya. Mereka kemudian kembali dengan jumlah yang lebih besar untuk mencari warga yang menegur.
Situasi kian memanas hingga akhirnya terjadi bentrok dengan warga. Karena jumlahnya lebih sedikit warga pun kalah dan empat orang diantaranya mengalai luka-luka akibat baku pukul.
Warga yang tak terima atas perlakuan mahasiswa ini akhirya melaporkan kepada warga lainnya. Belum sempat warga membalas pihak pengelola wisma melaporkan insiden ini ke Mapolsek setempat. Untuk menghindari bentrokan massa dalam jumlah yang besar, pihak Polsek Getasan dibantu aparat Polres Semarang akhirnya mengevakuasi ratusan mahasisa ini.
"Ratusan mahasiswa kita evakuasi dan kita amankan ke Mapolres Semarang untuk mengantisipasi bentrokan lebih luas," kata Muslimin.
Saksi korban Supriyono mengaku, awalnya ia tidak terlibat dalam keributan antara mahasiswa dan warga. Karena ia hanya bermaksud menengahi. Namun salah seorang mahasiswa justru memukulnya dengan menggunakan sebilah bambu hingga mengenai pelipis kirinya.
"Selain bengkak, pelipis saya juga mendapatkan lima jahitan," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang mahasiswa asal Papua, Rafael mengaku saat insiden terjadi ia tidak tahu. Karena tetap berada di wisma bersama 30 mahasiswa Papua lainnya yang ikut diundang. Ia baru tahu ada keributan setelah mahasiswa diminta aparat kepolisian untuk berkumpul dan dibawa ke Mapolres Semarang.
"Sampai sekarang saya sendiri juga bingung apa masalahnya," kata mahasiswa UKSW ini.
Kapolres menambahkan, selain 122 mahasiswa, pihaknya juga mengamankan lima unit mobil serta 60 unit sepeda motor yang digunakan para mahasiswa. Berdasarkan pemeriksaan di Wisma Renata, polisi menemukan sejumlah botol sisa minuman keras (miras) yang diduga dikonsumsi para mahasiswa pada perayaan kelulusan ini.
Saat ini pihaknya juga memeriksa intensif lima orang mahasiswa diantaranya. "Jika dalam pemeriksaan ini unsur pidana mereka memenuhi maka kasus ini akan diproses," tegas Kapolres.