REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Badan Pengusahaan Batam mengungkapkan perluasan terminal Bandara Internasional Hang Nadim yang akan dimulai awal 2015 memerlukan anggaran Rp 225 miliar agar mampu menampung hingga delapan juta penumpang per tahun.
"Kami akan mulai perluasan pada awal 2016. Kapasitas terminal penumpang akan meningkat menjadi lima juta hingga delapan juta penumpang per tahun," kata Kepala Badan Pengusahan (BP) Batam, Mustofa Widjaja di Batam, Ahad (15/3).
Bandara Internasional Hang Nadim Batam merupakan fasilitas yang dibangun oleh Otorita Batam (saat ini BP Batam) saat otoritas itu dipimpin BJ Habibie yang juga merupakan Presiden RI ketiga.
"Sepanjang 2014, jumlah penumpang sudah mencapai 4,8 juta orang per tahun. Jadi perluasan sudah mendesak dilakukan karena diperkirakan 2015 sudah menyentuh angka lima juta penumpang," kata dia.
Berdasarkan data BP Batam, pada 2012 jumlah penumpang Bandara Internasional Hang Nadim Batam sebanyak 3,8 juta orang per tahun dengan 84 penerbangan per hari.
Selanjutnya pada 2013 jumlah penumpang meningkat menjadi 4,1 juta orang dengan 104 penerbangan per hari. Hingga akhir 2014 jumlah penumpang naik signifikan hingga mencapai 4,8 juta dengan 116 penerbangan reguler per hari.
"Perluasan bangunan terminal akan dilakukan pada sisi kiri berdekatan dengan terminal kargo. Dengan penambahan tersebut diharapkan akan mampu menampung lonjakan penumpang dan penerbangan hingga lima tahun sebelum terminal kedua beroperasi," kata Mustofa.
Untuk 2015, kata Mustofa, akan terlebih dahulu dilakukan perluasan apron dengan ukuran 150x240 meter pada sisi kiri sehingga akan mampu menampung tambahan empat pesawat berbadan lebar.
Saat ini, kapasitas apron Bandara Internasional Hang Nadim Batam mampu menampung 18 unit pesawat berbadan lebar seperti Boeing 767. Hang Nadim juga memiliki landas pacu hingga 4.025 meter.
"Mulai 2015, Lion Group juga berencana menjadikan Hang Nadim sebagai penghubung (hub) penerbangan internasional dengan membuka sejumlah rute baru. Jadi kami harus mempersiapkan apron dan terminal lebih luas," kata Mustofa.
Selain itu, Garuda Indonesia juga berencana membuka penerbangan langsung Batam ke Korea untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Kepulauan Riau (Kepri) khususnya Batam dan Bintan.