REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Jawa Timur mulai mengambil langkah untuk menangani dan mencegah jatuhnya korban akibat bencana alam. BPDB Kota Malang mulai membuat program untk menghadapi banjir dan tanah longsor pada musim penghujan ini.
“Kami sudah petakan kawasan yang rawan longsor, ada 35 titik yang perlu diwaspadai dan sudah kami konsolidasikan dengan lembaga terkait,” ujar Kepala BPBD Kota Malang, J. Hartono, Ahad (15/3).
Ia menyebut, kawasan DAS (Daerah Aliran Sungai) Brantas kini menjadi daerah yang paling diwaspadai di Kota Malang. Hartono menyatakan, dalam mencegah dan menanggulangi bencana banjir serta longsor yang mengancam Kota Malang, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Tim BPBD juga akan langsung turun ke lokasi bencana longsor dan memberi bantuan. Untuk tindakan antisipasi, BPBD sudah menyiapkan posko dan anggota yang selalu siaga.
Dalam waktu dekat BPBD Kota Malang bakal menjalankan program Kelurahan Tangguh. Pembentukan Kelurahan Tangguh menjadi program yang perlu dijalankan segera oleh BPBD. Hal ini tidak terlepas dari kerapnya peristiwa longsor di Kota Malang dalam dua bulan terakhir.
Ia menyebut, dalam menghadapi bencana alam ada tiga unsur yang harus ikut terlibat langsung yakni pemerintah, masyarakat dan swasta. Sebagai langkah konkret, dalam waktu dekat BPBD bakal mengundang para lurah di Kota Malang untuk menyiapkan Kelurahan Tangguh.
Dalam program ini, BPBD akan memberikan pembekalan informasi dan pelatihan tanggap bencana. Nantinya akan ada perwakilan dari kelurahan yang dilatih secara khusus. Tapi sebagai langkah awal prioritas ditujukan bagi kelurahan yang rawan bencana banjir dan longsor.
“Harapannya di kelurahan nantinya sudah ada yang bisa memberi respon cepat dalam mencegah dan menangani kondisi bencana lebih awal,” tambah Hartono.