REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kopi jenis arabika yang tumbuh di kawasan wisata Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali memiliki keunggulan yang diakui konsumen mancanegara. Kopi ini memliki cita rasa yang khas, tahan hama penyakit, berbuah lebat serta produktivitas tinggi.
"Kopi arabika Kintamani yang berada di daerah berhawa sejuk itu telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) pada 2014 memang memiliki beberapa keunggulan," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali IDM Buana Duwuran M P di Denpasar, Sabtu (14/3).
Dengan masuknya kopi arabika Kintamani sebagai komoditas unggulan nasional, berdampak terhadap prospek pengembangan kopi tersebut di masa mendatang. Kopi arabika kintamani sudah menjadi diekspor ke Jepang, Eropa dan negara lainnya.
Produksi kopi Kintamani diharapkan bertambah banyak sehingga mampu mengisi lebih banyak pangsa pasar ekspor. Kopi Bali yang ada selama ini dalam perolehan devisanya naik hingga 500 persen pada 2014.
Buana menggambarkan perdagangan kopi Bali ke pasar ekspor selama 2014 laku terjual sebanyak 240 ton bernilai 1,2 juta dolar AS. Melonjak jika dibandingkan dengan periode sama 2013 yang hanya seharga 205 ribu dolar hasil pengapalan 36 ton.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat, perolehan devisa dari kopi produksi Bali tersebut bisa menembus 2,5 juta dolar selama 2014, atau naik 60 persen dari 2013.