Jumat 13 Mar 2015 19:48 WIB

Pembangunan Terminal Kedua Hang Nadim Butuh Rp 3 Triliun

Bandara Hang Nadim Batam
Foto: airports-worldwide.com
Bandara Hang Nadim Batam

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pembangunan Terminal Kedua Bandara Internasional Hang Nadim Batam berkapasitas delapan juta penumpang per tahun membutuhkan anggaran Rp 3 triliun. Rencananya pembangunan akan akan dilaksanakan pada 2017.

"Kami sudah merencanakan pembangunan terminal kedua. Diperkirakan anggaran pembangunannya mencapai Rp 3 triliun," kata Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja di Hang Nadim, Batam, Jumat.

Hal tersebut disampaikan Mustofa usai mendampingi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat mengunjungi Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

"Kapasitas terminal pertama yang kini beroperasi sebanyak lima juta penumpang per tahun. Sementara sepanjang 2014 jumlah penumpang sudah mencapai 4,8 juta," kata dia.

Untuk mengantisipasi terus bertumbuhnya penumpang dan penerbangan di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, lanjutnya, terminal lama juga akan dilakukan perluasan sehingga tetap mampu menampung penumpang sampai terminal baru selesai dibangun.

"Untuk perluasan terminal mulai awal 2016. Sehingga nantinya juga akan mampu menampung delapan juta penumpang. Pada 2015 ini akan dilakukan perluasan apron agar mampu menampung semakin meningkatnya penerbangan," ujarnya.

Apron, lanjutnya, akan diperluas 150x240 meter pada sisi kiri sekitar terminal kargo yang akan mampu menampung tambahan empat pesawat berbadan lebar.

Saat ini, bandara tersebut memiliki landasan pacu sepanjang 4.025 meter yang menjadikan bandara ini sebagai pemilik landasan pacu terpanjang di Indonesia. Dengan kondisinya saat ini, Bandara Hang Nadim dapat menampung 18 pesawat berbadan lebar dengan jenis Boeing 767.

Bandara tersebut juga sudah ditetapkan sebagai penghubung (hub) domestik Lion Air yang selanjutnya pada 2015 juga akan dijadikan penghubung internasional maskapi tersebut.

Saat ini, Lion Air menguasai sekitar 35 persen penerbangan dari Hang Nadim, diikuti Citilink 20 persen, Garuda 15 persen, sisanya maskapai Sriwijaya Air, Wings Air, Malindo Air, dan Firefly.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement