REPUBLIKA.CO.ID,MUARA TEWEH--Sekolah Dasar Negeri I Tringsing Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, diportal oleh oknum warga yang mengaku ahli waris tanah.
"Dengan adanya pemortalan ini, terpaksa semua murid dari kelas I sampai dengan kelas VI terpaksa dipulangkan lebih awal, takut hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," kata Kepala SDN I Trinsing Kecamatan Teweh Selatan, Mursid, Kamis.
Pemortalan SDN itu dilakukan sejak Kamis (12/3) saat proses belajar mengajar.
Menurut Mursid, SD ini dibangun sejak tahun 1979 dengan dinding dan atap terbuat dari kulit kayu yang sudah dihibahkan oleh pemilik tanah.
"Dengan hibah itulah pemerintah daerah berupaya melakukan pembangunan dan memperbaiki SD dengan kayu ulin sehingga menjadi layak dilakukan proses belajar," katanya.
Di balik pembangunan yang dilakukan pemerintah, ternyata ahli waris atas nama Rahman warga Desa Trinsing merasa berat memberikan tanah itu, dan ingin mencabut kembali atau menarik tanah hibah yang sudah diberikan.
Sementara Sekretaris Desa Trinsing Bardin sangat terkejut dengan aksi pemortalan yang dilakukan oknum warga terhadap bangunan SD. Apalagi pemortalan dilakukan pada saat proses belajar mengajar.
"Kita mengharapkan kepada pemerintah daerah agar secepatnya menyelesaikan masalah ini, agar tidak mengganggu proses belajar mengajar," katanya.
Pantauan di lapangan, sejumlah polisi dari Polsek Teweh Tengah dan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Utara melakukan mediasi dengan ahli waris tanah bangunan SDN I Trinsing agar pemortalan ini dicabut dan tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Namun, pihak ahli waris tetap melakukan pemortalan dan segera membuat surat tanah itu.