REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kementerian Pertanian menyatakan setiap tahun ada sebanyak 500 ribu rumah tangga petani yang beralih profesi ke bidang pekerjaan lain. Alih profesi para petani karena mereka selalu mengalami kerugian.
"Kerugian itu salah satunya dipicu tingginya biaya produksi," kata Sekretaris Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian RI, Momon Rusmono, di Pekanbaru, Kamis (12/3).
Momon menambahkan, ada lima masalah yang menghambat pengembangan pertanian di Indonesia. Pertama, kata dia, adalah kerusakan infrastruktur terutama pada jaringan irigasi yang mencapai 52 persen dari total lahan tanam di Indonesia.
"Untuk itu, Kementan menargetkan jaringan irigasi kedepan bisa mengairi 3 juta hektare lahan pertanian. Kemudian Kemen PU juga mendukung dengan memperbaiki 49 waduk dengan anggaran yang mencapai Rp 4 triliun tahun 2015," katanya.
Masalah kedua, lanjutnya, adalah persoalan benih. Pada 2014 realisasi benih secara nasional tidak lebih dari 20 persen. Masalah ketiga, adalah ketersediaan pupuk, termasuk temuan penimbunan pupuk bersubsidi. Masalah keempat, menurut dia adalah masalah tenaga kerja, yang merosot tajam.
"Masalah terakhir belum optimalnya peran penyuluhan dalam program-program pertanian," kata dia.