Rabu 11 Mar 2015 15:47 WIB

Risma Ajak MUI Perhatikan Masalah Anak

Rep: Andi Nurroni / Red: Angga Indrawan
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali kota Surabaya Tri Rismaharini dikenal konsisten menjadikan anak-anak sebagai salah satu fokus pembangunan. Risma, sapaan sang wali kota, meminta seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat Surabaya untuk memberikan perhatian lebih terhadap anak-anak.

Permintaan tak terkecuali disampaikan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya. Risma meminta, MUI menjadi mintra pemerintah kota dalam menangani permasalahan anak-anak yang menjadi korban efek keberadaan lokalisasi.

Hal tersebut disampaikan Risma di sela acara pengukuhan pengurus dewan pimpinan Majelis Ulama Indonesia Kota Surabaya periode 2015-2020 di komplek balai kota Surabaya, Rabu (11/3). Disampaikan Risma, meski kawasan Dolly, ikon lokalisasi di Kota Pahlawan sudah dialihfungsikan, dampaknya terhadap anak-anak masih bisa ditemukan.

Di usia yang masih bocah, Risma menceritakan, mereka sudah kecanduan narkoba dan juga kecanduan seks. Kebanyakan, kata Risma, mereka bukan anak-anak Surabaya, melainkan berasal dari luar Surabaya.

“Ini pekerjaan rumah kita bersama. Mohon kami dibantu. Kita harus menyelamatkan mereka. Ibu-ibu juga ikut aktif. Karena kalau tidak disembuhkan, dia akan menulari temannya. Kalau tidak segera diselamatkan, anak-anak itu akan hancur masa depannya,” kata dia.

Risma menuturkan, dari hasil razia di kawasan bekas lokalisasi Sememi, ditemukan anak-anak yang kecanduan seks dan narkoba.  “Mereka kita rawat di shelter. Kami nekad menutup lokalisasi karena saya yakin, akan muncul anak-anak yang kecanduan seks. Dan itu benar. Bahkan ada anak yang tingkat kecanduannya sudah sangat berat sehingga  harus ditangani psikiatri karena psikolog menyerah,” ujar dia.

Ketua MUI Jawa Timur KH Abdussomad Bukhari menegaskan, MUI siap untuk diajak berkontribusi dalam membangun Kota Surabaya. Terutama dalam hal pembinaan umat, tatanan masyarakat, pendidikan, efek prostitusi ataupun penggusuran PKL.

“MUI bisa membantu walikota dalam bersama-sama membangun Surabaya. Tentunya sesuai porsinya. Karena itu,  pengurus dewan MUI Kota Surabaya harus memiliki kemampuan untuk menjabarkan masalah yang ada,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement