Rabu 11 Mar 2015 12:38 WIB

Dolar Merangkak Naik, Pengrajin Tahu Ketar-ketir

Rep: C12/ Red: Didi Purwadi
Pengrajin tahu
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pengrajin tahu

REPUBLIKA.CO.ID, CANGKUANG -- Para pengrajin tahu di Kecamatan Cangkuang berharap melemahnya rupiah terhadap dolar saat ini tidak akan mengulangi naiknya harga kacang kedelai pada 2013 lalu. Sebab, pada saat itu, para pengrajin tahu kewalahan karena harga kacang kedelai per kilonya mencapai hampir Rp 10 ribu.

Terlebih, kacang kedelai itu hasil impor dari Amerika. Sehingga, harganya pun tergantung pada dolar Amerika.

Salah seorang pengrajin tahu di Cangkuang, Kabupaten Bandung, Rudi Ishak, hanya bisa berharap lemahnya rupiah terhadap dolar, yakni sampai menembus Rp 13 ribu, tidak akan membuat harga beli kacang kedelai meningkat tajam.

Kendati begitu, saat ini belum ada kenaikan harga kacang kedelai. "Harga kacang kedelai per kilogram masih di antara Rp 7.300 sampai Rp 7.400," kata Rudi pada Rabu (11/3).

 

Rudi menjelaskan, harga beli kacang kedelai dari agen pada dua pekan lalu masih di kisaran Rp 7.300 per kilo. Harga ini pun sudah termasuk biaya pengiriman. "Sebenarnya ini sudah turun sejak September 2013 lalu. Waktu itu harganya sekitar Rp 9.600 per kilonya," lanjut dia.

Kata dia, jika memang harga kacang kedelai akan naik pada beberapa hari ke depan, ia akan langsung membeli kedelai pada waktu sekarang ini. Sebab, itu dilakukan untuk menyediakan stok kedelai simpanan. Stok kedelainya saat ini pun hanya mampu bertahan hingga besok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement