Rabu 11 Mar 2015 07:26 WIB

Syafii Maarif: Kasus tak Beralasan Hukum akan Dihentikan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Ahmad Syafii Maarif.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ahmad Syafii Maarif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim independen tengah mendorong agar upaya kriminalisasi terhadap lembaga maupun perorangan dihentikan. 

Ketua Tim Independen, Syafii Maarif mengatakan tim independen mendorong seluruh kasus yang tak memiliki alasan hukum untuk dihentikan.

"Semua yang tidak punya alasan hukum itu dihentikan. Seumpamanya kasus somasi tadi (Komnas HAM), Ombudsman, penyidik-penyidik KPK yang tidak bersalah juga harus dihentikan," jelas Syafii di kantor Wapres, Jakarta.

Kendati demikian, pria yang akrab dipanggil Buya ini menolak berkomentar terkait kasus yang menjerat pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, serta kasus Denny Indrayana.

"Bentar dulu lah (Abraham Samad dan Bambang Widjojanto). Saya gak mau komentar dulu (terkait Denny)," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, Syafii pun mengaku tim independen mendapatkan banyak informasi baru terkait upaya kriminalisasi ini.

Sayangnya, ia tak bersedia untuk membeberkan informasi tersebut. Lebih lanjut, ia mengatakan, penghentian kasus terhadap para penyidik KPK ini dilakukan agar suasana menjadi lebih tenang.

"Ya supaya ini penyidik KPK supaya tenang KPK itu ya jangan diteruskan lagi," jelasnya.

Selain itu, Syafii menilai untuk menyelesaikan kasus antara KPK dengan Polri serta menghentikan upaya kriminalisasi, kedua lembaga tersebut diminta untuk saling mengendalikan diri. Mereka juga diminta untuk saling menghormati satu sama lain.

"Yang menghebohkan ini sebenarnya bisa gampang diselesaikan asal kedua badan ini, jadi KPK-Polisi sama-sama ngerem diri dan sama-sama menghormati masing-masing dan itu akan terjadi saya rasa ya," jelasnya lagi.

Ia pun meminta baik institusi KPK dan Polri untuk saling melakukan instropeksi diri. Sebab, kata dia, bangsa ini saat ini sudah sangat payah. "Kita harus lakukan instropeksi, ya KPK, ya polisi, ya tentara, semua kita ini," katanya.

Akibat kisruh antara KPK dan Polri, kondisi di negara ini pun dinilainya sangat tegang. Lembaga kepolisian pun, kata dia, harus berani melakukan perbaikan dalam internal Polri.

"Inikan tegang suasana. Kemarin sudah, setelah BG tidak dilantik sudah agak tenang suasanya," ucapnya.

Syafii menilai, konflik yang tengah terjadi saat ini pun disebabkan oleh kesalahpahaman serta emosi yang tak terkendali dari kedua lembaga tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement