REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia butuh sumber energi yang lebih besar menghadapi besarnya pertumbuhan penduduk. Perlu ada terobosan untuk bisa memenuhi itu.
"Jika energi besar maka negara besar dan maju, maka energi yang besar dan ramah lingkungan adalah PLTN," kata Kepala Bidang Promosi dan Produksi Media Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Deddy Miharja, kepada Republika Online.
PLTN mampu menggantikan sumber energi berbasis energi fosil yang pasokannya akan habis.
Penggunaan nuklir sebagai sumber energi baru juga diyakini aman dan ramah lingkungan. PLTN menurut Deddy tidak memberikan pencemaran linkungan seperti NOX, SOX, dan CO2. Dengan begitu, nuklir juga mampu mengurangi pemanasan global.
"Energi yang tidak menghasilkan pencemaran hanya nuklir. Bahan bakar tidak mengeluarkan gas seperti itu, jadi clear," katanya.
Sebagai tahap awal pengembangan PLTN di Indonesia, Batan sudah melakukan kajian dan studi tapak di Bangka Barat dan Bangka Selatan, Bangka Belitung, ditahun 2013. Hasilnya dua studi tapak tersebut dinyatakan siap untuk pembangunan PLTN sebanyak 10 daya reaktor. Sumber daya manusia pendukungnya pun sudah siap mengimplementasikannya.
Hanya keputusan pembangunan PLTN ada ditangan pemerintah. "Indonesia sangat luas, kebutuhan energinya juga besar karena distribusi masyarakat ke pulau-pulau," katanya.