REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Kota Padang ingin menciptakan kembali kota religius dan berbudaya. Wakil Wali Kota Padang, Emzalmi Tan Bagindo menuturkan, hal itu akan dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dasar nilai-nilai adat serta kajian seni budaya Minangkabau bagi anak nagari.
"Untuk menghindari hilangnya adat dan budaya kita seiring perkembangan zaman, maka perhatian terhadap kelestariannya harus dengan maksimal kita berikan," ujarnya di Gedung Genta Budaya, Padang, Sumatera Barat, Selasa (10/3).
Ia menjelaskan, dewasa ini, pemahaman generasi muda akan adat dan budaya Minangkabau semakin memudar. Ini menjadi kekhawatiran tersendiri para ninik mamak. Terutama, lanjutnya, karena semakin minimnya regenarasi pemangku fungsional adat yang dapat berperan sebagai pelestari adat dan budaya.
Menurut Emzalmi, selain melakukan pembinaan dari dinas-dinas terkait, penguatan muatan lokal dalam pendidikan Budaya Alam Minangkabau (BAM) juga sebagai bentuk upaya dalam melestarikan adat dan budaya tersebut. Selain itu, kata dia, peran ninik mamak yang lebih aktif dalam membimbing anak kemenakan juga dibutuhkan.
"Ninik mamak perlu mempersiapkan generasi untuk pewaris pemangku fungsional dengan musyawarah dan langkah-langkah berkelanjutan, tuturnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Padang, Zainuddin Husin Datuk Rajo Lenggang mengatakan, dirinya sangat prihatin dengan tergerusnya nilai adat dan budaya Minangkabau di tengah masyarakat Kota Padang.
Ia mencontohkan seperti rendahnya implementasi nilai-nilai yang dijunjung tinggi masyarakat Minangkabau, seperti kejujuran, hormat, bersih, adil, tepat waktu dan lain sebagainya. "Pembinaan, pemahaman terhadap nilai-nilai dalam adat dan budaya Minangkabau kembali dipahami dan tercermin dalam sikap," tambahnya.