REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Sebanyak 153 ton beras bantuan untuk warga miskin yang tersimpan di gudang Bulog Sub Divre XII Madura tidak layak konsumsi. Kondisinya sudah hancur seperti tepung serta berbau apak dan berulat. Adanya beras tidak layak konsumsi ini ditemukan saat anggota DPR RI asal Madura KH Kholilurrahman melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang Bulog yang terletak di Jalan Raya Panglegur, Pamekasan, Senin (9/3).
"Kasihan rakyat kalau harus mengkonsumsi beras seperti ini," kata Kholil.
Mantan Bupati Pamekasan ini selanjutnya meminta satu per satu sak dari beras Bulog itu dibuka, dan hasilnya memang banyak yang tidak layak konsumsi, hingga akhirnya ditemukan sebanyak 150 ton beras yang tidak layak konsumsi. Kholil berinisiatif untuk melakukan sidak ke Gudang Bulog Sub Divre XII Madura itu, atas permintaa warga dalam serap aspirasi yang menyebutkan bahwa kualitas beras Bulog Madura tidak layak konsumsi.
Tidak hanya itu saja, kasus yang terjadi di Bulog Madura terkait dugaan korupsi raskin juga tergolong parah, karena beras hanya didistribusikan enam kali dalam sebulan, bahkan ada desa yang hanya mendistribusikan sebanyak tiga kali. Padahal, sesuai dengan ketentuan, bantuan beras untuk warga miskin itu setiap bukan, bahkan juga ada jatah bantuan raskin ke-13. Namun di Pamekasan, bantuan raskin ke-13 itu tidak pernah dibagikan pada masyarakat.
Kepala Gudang Bulog Pamekasan Yuni Irianto mengaku, pihaknya tidak mendistribusikan beras tak layak konsumsi itu ke masyarakat. Setiap hendak didistribusikan Bulog terlebih dahulu melakukan pengecekan. "Yang tidak layak tentu tidak kami distribusikan. Kalau ada beras yang tidak layak konsumsi terdistribusi, kami meminta kepala masyarakat agar dikembalikan," katanya.