REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Menjelang pelaksanaan eksekusi terpidana mati, dua kapal perang Kapal Republik Indonesia Diponegoro-365 dan KRI Lambung Mangkurat-374 disiagakan di perairan selatan Cilacap, Jawa Tengah hingga Denpasar, Bali.
Kedua kapal perang itu bersandar di Dermaga I Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Senin (9/3) untuk mengambil perbekalan sebelum kembali berpatroli di wilayah perairan selatan Jateng-Bali.
Saat ditemui wartawan di Pelabuhan Tanjung Intan, Komandan KRI Diponegoro Letnan Kolonel (Pelaut) Daru Cahyo Sumirat mengatakan dua kapal perang itu melaksanakan patroli di perairan selatan Cilacap hingga Denpasar sebagai bagian dari kegiatan operasi Perisai Nusa.
"Operasi Perisai Nusa, yaitu operasi siaga tempur laut yang bertugas untuk menjaga perbatasan khususnya yang berada di wilayah Armada RI Kawasan Timur mulai dari Cilacap sampai Papua," katanya.
Menurut Daru, kedatangan KRI Diponegoro dan KRI Lambung Mangkurat di Pelabuhan Tanjung Intan dalam rangka mengambil muatan logistik dan bahan bakar sebelum kembali beroperasi di perairan sekitar Cilacap sampai dengan perintah yang ditentukan.
Disinggung mengenai kemungkinan keberadaan dua kapal perang tersebut terkait rencana eksekusi terpidana mati di Pulau Nusakambangan, dia mengatakan pelaksanaan operasi sesuai sektor dan tidak secara khusus untuk pengamanan eksekusi tetapi utamanya untuk operasi perbatasan.
"Kalaupun ada perintah tambahan untuk pengamanan eksekusi, kami laksanakan. Sementara, kami untuk berposisi di perairan Cilacap, secara khusus ke pelaksanaan eksekusi kita menunggu perintah, nanti dalam perkembangan satu-dua hari ke depan," katanya.
Lebih lanjut, Daru mengatakan KRI Diponegoro diperkuat oleh 90 personel sedangkan KRI Lambung Mangkurat sebanyak 60 orang dengan persenjataan lengkap.
"Kami mendapat sektor antara Cilacap dan Denpasar. Operasi dilaksanakan setiap hari. Begitu selesai mengisi bahan bakar, kami kembali ke laut," katanya.
Terkait persenjataan yang dibawa KRI Diponegoro, dia mengatakan perlengkapannya terdiri atas meriam kaliber 76 milimeter buatan Italia, rudal permukaan dengan jarak jangkau 100 kilometer, radar antipesawat udara, serta dua unit meriam kaliber 20 milimeter kanan dan kiri.