REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Kepala Bulog Subdivre Cianjur Budi Setiawan mengatakan, stok beras di Gudang Bulog Sukaraja masih tergantung kepada Subdivre daerah lain.
"Kelompok tani masih cenderung menjual hasil panen ke pasar," ujar dia saat mendampingi kedatangan Wakil Ketua Komisi VI DPR, Heri Gunawan.
Menurut Budi, Bulog Cianjur hanya menerima penyaluran beras dari Subdivre di daerah lain. Jika nantinya ada beras yang kualitasnya jelek maka akan diolah di mesin agar lebih baik. Proses pemilahan ini nantinya akan dilaporkan ke pusat.
Budi mengatakan, beras yang disalurkan untuk operasi pasar (OP) maupun raskin sama kualitasnya yakni jenis beras medium. "Khusus kualitas kita sudah koordinasi dengan pemerintah daerah dengan memberikan contoh beras," ujar dia.
Dari hasil pengecekan sebelumnya kata Budi, kualitas beras OP dinilai masih baik. Meskipun diakuinya kemungkinan ada satu atau dua yang terlewat dari pengecekan.
Di sisi lain Budi mengatakan, saat ini Bulog Cianjur belum bisa melakukan pengadaan beras lokal Sukabumi. Hal ini dikarenakan tingginya harga beras di tingkat petani yakni berkisar Rp 7.300 hingga Rp 7.400 per kilogram. Sementara harga pembelian pemerintah (HPP) hanya Rp 6.600 per kilogram.
Oleh karena itu lanjut Budi, Bulog Cianjur membutuhkan pasokan sebanyak 6.000 ton. Di mana, sebagian di antaranya dikirim dari Cirebon sebanyak 2.000 ton dan Subang sebanyak 1.000 ton.
Sebelumnya, sejumlah warga Kota Sukabumi mengeluhkan buruknya kualitas beras OP pada Jumat (6/3) lalu. Bahkan, sebagian di antaranya tidak jadi membeli beras karena berbau dan berwarna kuning.
"Mendengar kabar itu, saya langsung melakukan pengecekan ke lapangan," ujar Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Hasilnya lanjut dia ada warga yang mengeluhkan kualitas beras OP khususnya di Kecamatan Lembursitu. Namun, di enam kecamatan lainnya pelaksanaan OP berjalan lancar.
Ditambahkan Fahmi, beras OP memang tidak sebagus dengan beras yang ada di pasaran. Namun, ke depan pemkot meminta agar Bulog menyalurkan beras OP dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Sebab, animo warga untuk membeli beras OP cukup tinggi karena lebih murah dibandingkan dengan di pasar.