REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ribuan peternak ayam lokal di Indonesia terpaksa menutup usahannya. Kegiatan usaha para peternak merugi akibat merosotnya harga daging ayam lokal.
Data Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) menyebutkan, dalam lima bulan terakhir harga ayam lokal di tingkat peternak hanya Rp 26.000 per kilogram. Padahal harga sebelumnya mencapai Rp 35.000 per kilogram. Namun kendati harga anjlok, penjualan pun sangat sepi.
"Permintaan daging ayam lokal juga mengalami penurunan hingga 90 persen" ujar Ade M Zulkarnain, Ketua Umum Himpuli kepada Republika, Ahad (8/3). Kondisi ini menyebabkan para peternak ayam merugi dan sebagian diantaranya terpaksa menutup usaha.
Kerugian yang dialami akibat fenomena ini, kata Ade, diperkirakan mencapai Rp 200 miliar. Jumlah kerugian akan bertambah besar jika pemerintah tidak tanggap terhadap permasalahan yang dialami para peternak ayam lokal tersebut.
Keterpurukan yang dialami peternakan rakyat tersebut, ujar Ade, belum pernah terjadi dalam 11 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan selama ini peluang usaha peternakan ayam lokal sangat baik dan menguntungkan peternak kecil. Jumlah usaha peternakan ayam lokal sekitar 850 ribu orang yang tersebar di 32 propinsi.
Menurut Ade, ada beberapa penyebab bangkrutnya peternak ayam lokal. Di antaranya menurunnya daya beli masyarakat karena imbas nilai tukar rupiah yg terus melorot. Kedua, kualitas bibit (DOC) yg tidak sesuai standar.