Sabtu 07 Mar 2015 14:35 WIB

Kemensos: Orang Rimba Alami Krisis Pangan

Anak rimba perkampungan Suku Anak Dalam di kecamatan Sarolangun, Jambi, pada 17 Januari 2007. (ilustrasi)
Foto: Republika/Darmawan
Anak rimba perkampungan Suku Anak Dalam di kecamatan Sarolangun, Jambi, pada 17 Januari 2007. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kementerian Sosial berjanji akan mengatasi krisis pangan yang dialami orang rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Jambi, termasuk memberikan bantuan kepada keluarga 11 orang rimba yang meninggal akibat kekurangan pangan itu.

"Salah satu langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan pangan ini adalah memberikan anggaran khusus," kata Kasubdit Kerjasama Kelembagaan Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Kementerian Sosial, Laude Taufik, di Jambi, Sabtu.

Ia mengatakan pihaknya memang mengalokasikan dana semacam bentuk kedukaan untuk keluarga orang rimba yang meninggal karena kurang asupan makanan dengan indeks yang ada pada Kemensos.

"Namun, ini perlu diberikan dalam bentuk sembako. Karena, kalau kita beri uang tunai mungkin bisa dibeli rokok oleh mereka. Jadi, yang lebih tepat adalah dalam bentuk pemberian sembako," kata Taufik.

Taufik mengaku sudah mengunjungi orang rimba yang sedang mengalami krisis pangan itu. Dirinya ingin mengetahui secara langsung kendala yang ada sesuai perintah Menteri Sosial.

Sebelumnya, 11 orang rimba di TNBD Jambi dilaporkan meninggal secara beruntun. Mereka meninggal karena sulit mendapatkan makanan.

Orang rimba yang meninggal tersebut tersebar di tiga kelompok bagian timur TNBD yakni kelompok Terap yang dipimpin Tumenggung Marituha, Tumenggung Ngamal?dan kelompok Serenggam yang dipimpin Tumenggung? Nyenong.

Saat ini, mereka sedang dihantui kematian beruntun yang menyerang sejumlah orang di kelompok ini. Kematian beruntun paling banyak terjadi pada Januari dan Februari dengan enam kasus kematian yaitu empat anak-anak dan dua orang dewasa.

Kronologis kematian orang rimba dalam rentang beberapa bulan terakhir ini juga dalam rangkaian "melangun" (Berpindah). Melangun merupakan tabu kematian pada orang rimba, yaitu berpindah tempat hidup akibat kesedihan setelah ditinggalkan anggota kelompoknya.

Saat melangun inilah mereka kesulitan mendapatkan makanan karena hutan sebagai sumber penghidupan mereka sudah berubah menjadi lahan perkebunan, sulitnya mendapatkan makanan membuat kondisi fisik mereka lemah dan akhirnya meninggal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement