REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Hasi pengembangan budidaya pertanian tanaman kedelai di Kabupaten Wonogiri, Jateng, tak memenuhi harapan. Proyek percobaan 2014 seluas 500 Ha di sana dinilai gagal.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri sendiri mengakui, proyek pengembangan lahan kedelai di sini dianggap gagal. ''Karena, dari sisi lahan yang ditarget, hanya separuh yang dipenuhi,'' kata Safuan, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DispertanTPH) Kabupaten Wonogiri, Sabtu (7/3).
Pemkab Wonogiri menyebut bahwa kegagalan ini murni dari pemerintah pusat. Padahal, Pemkab sudah mempersiapkan anggaran untuk melaksanakan proyek itu. Anehnya, pemerintah pusat kembali melontarkan proyek serupa dengan lahan lebih luas.
Kegagalan proyek kedelainisasi itu, menurut Safuan, proyek kedelai di Kabupaten Wonogiri dengan luasan lahan 500 hektar gagal dilaksanakan secara utuh. Sebab, baru tercapai 250 hektar'.
Dikatakan, tahun 2014, DispertanTBH mendapatkan surat dari Kementerian Pertanian mengenai fasilitasi tanaman kedelai bagi Kabupaten Wonogiri. Fasilitasi tanaman kedelai ini, bentuknya berupa rencana pengembangan lahan kedelai seluas 500 hektar tahun 2014. Pihaknya, segera menindaklanjuti surat itu. Yakni, dengan menganggarkan dana sebesar Rp 50 juta di APBD Perubahan 2014.
Sayangnya, lanjut Safuan, seiring berjalannya waktu, pengembangan lahan kedelai dari pusat ternyata tidak terealisasi secara utuh. Karena, bibit datang disaat pergantian musim. Sehingga banyak petani yang enggan menanam kedelai. ''Kalau bibit datangnya didalam musim yang sama, tentu bisa dioptimalkan,'' tambahnya.
Ihwal gagalnya pengembangan lahan kedelai seluas 500 hektar di Kabupaten Wonogiri, disebutnya lantaran murni persoalan di tingkat Kementerian Pertanian. Kendati demikian, pemerintah pusat tahun 2015 ini kembali menggelontorkan program serupa. Bahkan, dengan lahan yang lebih luas.
''Tahun ini, malah luasannya mencapai 30 ribu hektar. Sebenarnya, memang tujuannya bagus, untuk mencapai swasembada kedelai. Meskipun khusus di Kabupaten Wonogiri, swasembada kedelai mungkin susah dilaksanakan''.
Menurut Safuan, untuk menuju swasembada kedelai di Kabupaten Wonogiri, ada kendala dihadapi. Sehingga susah dilaksanakan. Paling utama, dari kendala itu adalah soal budaya dari kalangan petani. Dimana petani di sini masih mengandalkan tanaman padi, serta palawija non-kedelai. Misalnya, jagung atau kacang panjang.
Akibatnya, lahan kedelai terus mengalami penyusunan, di tahun 2012, mencapai 22 ribu hektar. Kemudian, terus mengalami penurunan lantaran adanya budaya itu. Tahun 2013 lalu, luasan lahan kedelai menjadi 16 ribu hektar. Sedang tahun 2014 tinggal 9 ribu hektar.
Angka kebutuhan kedelai di Kabupaten Wonogiri belum tercukupi dari tingkat produksi lokal. Tahun lalu, produksi 16.789 ton. Padahal, kebutuhan mencapai 28.830 ton.