REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (7/3). Hal ini membuat kualitas udara menurun drastis.
Berdasarkan data dari Satgas Siaga Darurat Asap Riau, alat pemantau Indeks Standar Pencemar Udara menyatakan kandungan partikel PM10 di udara pada pukul 07.00 WIB mencapai angka 131. Artinya, polusi asap di udara makin parah dalam status tidak sehat.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sugarin menyatakan, asap yang kini menyelimuti Pekanbaru merupakan kiriman dari wilayah utara Riau yang terbakar beberapa hari lalu.
Berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pagi ini menunjukan titik panas (hotspot) di Pekanbaru nihil. Titik panas di Riau tercatat ada empat dengan tingkat keakuratan di atas 70 persen. Seluruhnya berada di Kabupaten Bengkalis.
Asap kiriman berpeluang terus menyelimuti Pekanbaru karena angin secara umum berhembus dari arah barat laut ke timur laut dengan kecepatan 5-20 knot (sembilan-39 kilometer perjam).
Ia mengatakan jarak pandang di Pekanbaru pada Sabtu pagi turun menjadi sekitar 1,5-2 meter karena diselimuti asap. Namun, polusi asap tidak seluruhnya terjadi di Pekanbaru karena beberapa daerah turun hujan sehingga mengurangi kepekatan asap.