REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan tidak akan melakukan barter terpidana sebagaimana yang sempat ditawarkan pihak Australia terkait warganya yang menjadi terpidana mati kasus narkoba di Indonesia.
"Tidak ada," katanya di Bogor setelah menghadiri perayaan Cap Go Meh di pelataran Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Kamis (5/3) sore.
Meski secara tegas menolak tawaran itu, Presiden menegaskan akan tetap menjaga hubungan baik dengan negara tetangga dengan batasan-batasan yang menurut dia harus dihormati satu sama lain. Ia berpendapat bahwa hubungan baik dengan negara sahabat tetap memiliki batasan yang tidak bisa saling diganggu gugat.
"Kedaulatan hukum tetap kedaulatan hukum, kedaulatan politik tetaplah kedaulatan politik," katanya.
Presiden mengingatkan kejahatan narkoba sudah sangat masif akibat praktik peredaran narkoba yang dilakukan para bandar dan mafia internasional.
Sudah jutaan orang meninggal karena narkoba, jutaan yang lain menjalani rehabilitasi, dan banyak di antaranya yang sudah tak mungkin bisa disembuhkan.
"Korban-korbannya lihat, 4,5 juta. Jangan hanya dilihat yang dieksekusi saja," katanya.