REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta menteri untuk mencermati nilai tukar rupiah. Jokowi juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi agar rupiah tidak terus anjlok.
"Itu menjadi perhatian utama presiden. Seperti sidang kabinet kemarin, presiden memberi arahan soal inflasi, termasuk di dalamnya soal beras. Presiden juga meminta menteri terkait untuk mengamati kurs rupiah," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Istana Negara, Kamis (5/3).
Meski demikian, Andi enggan menjelaskan lebih lanjut apa penjelasan presiden soal rupiah yang kini berada pada posisi Rp 13.000 per dollar AS. Sebab, rupiah malah merosot di saat pemerintah mengklaim fondasi ekonomi Indonesia semakin kuat. "Silahkan tanya ke menteri terkait," ucap dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini didominasi oleh faktor eksternal. Berdasarkan laporan dari Bank Indonesia, presiden mengatakan bahwa penguatan dollar AS berdampak pada semua mata uang dunia, termasuk rupiah. Presiden berharap kondisi ini hanya bersifat sementara.
"Kita berada di track yang benar. Ini hanya karena tekanan dari luar, dari euro ke dollar AS, dan ada perbaikan ekonomi di Amerika Serikat sehingga ada sedikit tekanan," ujar Jokowi di ruang wartawan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/3).