REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON –- Jumlah kasus infeksi menular seksual (IMS) di Kota Cirebon, tinggi. Kondisi itu sangat memprihatinkan karena banyak pula di antara penderitanya yang masih berusia remaja.
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Kota Cirebon, jumlah penderita IMS di Kota Cirebon mencapai sedikitnya 1.102 orang. Dari jumlah tersebut, ada di antaranya yang masih di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
"Penderita yang masih duduk di bangku SMP ada puluhan (orang)," ujar Sekretaris KPA Kota Cirebon, Sri Maryati, kepada Republika, Rabu (4/3) malam.
IMS merupakan infeksi yang menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sebelumnya sudah tertular. Adapun macam-macam IMS, di antaranya GO atau kencing nanah, sifilis atau raja singa dan HIV/AIDS.
Sri mengatakan, remaja berusia SMP penderita IMS itupun dipastikan telah melakukan kontak seksual dengan pekerja seks komersial sehingga mereka akhirnya tertular. Apalagi, berdasarkan catatan pihaknya, ada sejumlah pekerja seks komersial yang tarifnya hanya Rp 15 ribu-Rp 20 ribu sehingga terjangkau oleh uang jajan anak.
Untuk mengatasi masalah tersebut, lanjut Sri, KPA bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan LSM Peduli Aids melakukan program pencegahan HIV AIDS, termasuk IMS, di kalangan remaja usia 15–24 tahun. Di antaranya dengan membentuk kader remaja peduli AIDS tingkat SMP, SMA dan perguruan tinggi.
"Mereka dilatih untuk menjadi tutor sebaya bagi teman-temannya," terang Sri.