Rabu 04 Mar 2015 21:00 WIB

Lahan Pertanian di Sukabumi Diserang Hama

Pemandangan lahan pertanian di Desa Deudel, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Pemandangan lahan pertanian di Desa Deudel, Tasikmalaya, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Memasuki musim panen di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat lahan pertanian diserang hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyebabkan hasil panen menurun drastis.

"Hama yang menyerang tanaman pertanian, khususnya padi di wilayah selatan ini seperti penyakit blas atau serangan jamur Pyricularia oryzae dan hama wereng," kata Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade, Sahlan kepada Antara di Sukabumi, Rabu (4/3).

Menurutnya, akibat serang OPT tersebut hasil panen padi turun hingga 70 persen. Jika biasanya satu hektare lahan pertanian bisa menghasilkan 50 karung gabah kering giling (GKG) dengan satu karung berisi sekitar 50 kilogram, saat ini hanya 20 karung saja karena banyak tanaman yang rusak.

Serangan OPT ini tidak hanya disebabkan oleh faktor cuaca yang membawa hama ke wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, tetapi ada kesalahan penanggulangan dari petani yang menyebabkan semakin luas lahan pertanian yang diserang penyakit dan hama sehingga sulit untuk diberantas.

"Puncak panen raya akan terjadi pada akhir Maret ini, namun sebagian kecil petani sudah mulai memanen padinya karena khawatir terjangkit OPT yang menyebabkan kerugian," tambahnya.

OPT tidak hanya merusak tanaman pertanian di wilayah selatan saja, wilayah utara Sukabumi pun diserang hama tikus yang membuat tanaman padi milik petani rusak. Di Kecamatan Cikidang, hama tikus tersebut menyebabkan petani gagal panen karena pertumbuhan padi tidak maksimal dan bulir padinya hampa.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi, Sudrajat mengatakan hingga saat ini belum ada laporan adanya gagal panen besar-besaran di wilayah pertanian. Serangan hama masih bisa ditanggulangi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement