REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dua terpidana mati asal Australia, Myuran Sukumara dan Andrew Chan tak berkomentar sepatah katapun ketika ditanya kesiapan mereka untuk dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan ke Nusa Kambangan, Cilacap, Rabu (4/3) pagi.
Dua kendaraan lapis baja jenis barakuda dan anoa mengawal keberangkatan mereka ke Landasan Udara (Lanud) Ngurah Rai.
"Ketika dijemput di sel, mereka tidak tampak tegang dan tetap santai. Tidak ada perlawanan," kata Humas Kantor Wilayah Kemenkum dan HAM Bali, Komang Gede Tri Utama Aria di Denpasar, Rabu (4/3).
Chan meninggalkan lapas yang telah menjadi rumahnya selama 10 tahun terakhir dengan mengenakan jaket merah, sedangkan Sukumaran mengenakan jaket parasut hitam. Keduanya memakai celana training pendek.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Bali, Nyoman Putra Surya menambahkan kedua penyelundup heroin 8,3 kilogram (kg) itu tetap tersenyum ketika berjabat tangan sebelum keduanya diperiksa dan diborgol.
Chan dan Sukumaran juga tak menutup mata mereka, meski keduanya tetap tak mengeluarkan suara sedikitpun. "Ketika diborgol, mereka tetap diam. Mereka diperlakukan dengan baik dan mereka sudah siap," ujar Surya.
Kepala Lapas Kerobokan, Sudjonggo menjelaskan Chan dan Sukumaran sudah mengetahui mereka akan dipindahkan Rabu ini. Pihak lapas telah memberi tahu keduanya akan dipindahkan pagi hari.
"Kami tak perlu berteriak, bangun! bangun! karena kami sudah memberi tahu mereka malam harinya," kata Sudjonggo.
Keduanya pun langsung mencuci muka dan berganti pakaian dalam waktu kurang dari 10 menit. Chan dan Sukumaran dibawa menggunakan kendaraan barakuda dan anoa kemudian dikawal tiga unit kendaraan taktis menuju Landasan Udara (Lanud) Ngurah Rai.
Menurut Sudjonggo, keduanya diterbangkan dengan pesawat Wings Air ATR-72600 lengkap bersama 20 pengawal khusus.