Rabu 04 Mar 2015 07:54 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Komentar Mereka tentang Eksekusi Bali Nine

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ilham
 Praktisi hukum mulai dari hakim, jaksa dan pengacara melakukan aksi mendukung pembatalan eksekusi Bali Nine, Rabu (18/2).
Foto: abc news
Praktisi hukum mulai dari hakim, jaksa dan pengacara melakukan aksi mendukung pembatalan eksekusi Bali Nine, Rabu (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Berbagai pihak ikut berkomentar mengenai rencana eksekusi dua terpidana mati asal Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Kedua pimpinan sindikat Bali Nine itu memang tengah menjadi sorotan dunia beberapa bulan terakhir dan baru saja diterbangkan menuju Cilacap, Jawa Tengah pada pukul 7.20 Wita. Berikut beberapa kutipan dari orang-orang penting tentang mereka, dilansir dari Daily Mail, Rabu (4/3).

"Kami benci kejahatan narkoba, namun kami juga membenci hukuman mati. Kami terus terang memprotes eksekusi tersebut," kata Perdana Menteri Australia, Tony Abbot.

"Saya tak berhenti berharap. Ini adalah saatnya beliau (Presiden Joko Widodo) menunjukkan kekuasaannya dengan memberi belas kasih dan pengampunan bagi dua pemuda ini yang telah direhabilitasi dengan sistem penjara luar biasa," kata Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop.

"Kami tahu orang-orang Indonesia sangat murah hati dan kami memohon kemurahan hati itu. Kami tak yakin semua masalah akan selesai dengan eksekusi kedua pemuda yang juga membantu rehabilitasi rekan-rekannya yang lain di penjara," kata Pemimpin Oposisi Australia, Bill Shorten.

"(Terpidana Bali Nine) Dia bilang terima kasih dan mohon jaga teman-temannya," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Sudjonggo.

"Mereka datang untuk berdamai dengan detik-detik kematiannya. Mereka mencoba memastikan kondisi keluarga dan teman-teman mereka yang terus mendukung mereka supaya tidak kecewa. Ini adalah waktu yang berat untuk mereka," kata salah satu tim pengacara Bali Nine, Peter Morissey.

"Saya merasa sangat sedih. Saya merasa bingung dan terkejut. Saya merasa seperti kehilangan keluarga sendiri. Saya memohon presiden memberi ampun mereka, sebab telah berubah selama 10 tahun terakhir di penjara," kata Mantan Narapidana Kerobokan, Dayu Alit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement