Selasa 03 Mar 2015 22:25 WIB

Pemkot Yogyakarta Pantau Lonjakan Penggunaan Gas Melon

Rep: Yulianingsih/ Red: Winda Destiana Putri
Gas 3 Kg
Gas 3 Kg

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemkot Yogyakarta dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta akan melakukan pemantauan terhadap lonjakan penggunaan gas elpiji 3 kilogram (kg) atau gas melon. Ini dilakukan menyusul kenaikan harga gas elpiji 12 kg oleh pemerintah.

"Kami akan terus pantau distribusi elpiji 3 kg. Pemantauan kami hanya sampai pangkalan. Di pangkalan juga tidak boleh melayani penukaran tabung elpiji 12 kg dengan 3 kg," kata Kepala Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Suyana, Selasa (3/3).

Pihaknya juga belum memutuskan pengajuan tambahan kuota gas melon usai harga gas elpiji 12 kg naik sebagai antisipasi perpindahan pengguna gas. Dia mengemukakan masih menunggu keputusan pengajuan tambahan kuota elpiji 3 kg sebesar 22 persen untuk wilayah Kota Yogyakarta tahun ini.

Disperindagkoptan sudah mengajukan tambahan kuota gas tersebut, sebelum ada kenaikan harga gas 12 kg sebesar Rp 5.000 yang berlaku mulai 1 Maret.

"Biasanya awal Maret sudah ada keputusan kuota. Tapi sampai sekarang belum ada keputusan dari permohonan yang kami ajukan sejak akhir tahun lalu," katanya.

Kuota gas melon Kota Yogyakarta pada tahun 2014 sampai sekarang masih tercatat 18.684 tabung per hari. Jika usulan 22 persen disetujui kuota gas melon menjadi 22.794 tabung per hari. Harga eceran tertinggi di tingkat pangkalan juga sudah diatur Rp 14.000 per tabung. Selisih harga gas melon dengan gas elpiji 12 kg cukup tinggi.

Sementara itu menurut Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY Siswanto, harga jual elpiji 12 kg sampai ke konsumen terutama melalui pengecer bervariasi antara Rp 140 ribu hingga 145 ribu per tabung. Penurunan terhadap penjualan gas elpiji 12 kg dipastikan ada.

"Penurunan pasti ada. Tapi kami belum menghitung seberapa jauh penurunan permintaan. Misalnya dulu tiga hari gas elpiji 12 kg habis terjual, sekarang jadi lima hari. Itu wajar," ujarnya.

Dia menilai stok gas melon cukup karena ada penambahan kuota 7,5 persen untuk DIY di tahun ini. Permintaan gas melon yang terjadi pada musim hujan diakuinya tinggi. Tapi hal itu hanya terjadi di musim hujan karena pengguna kayu bakar beralih ke gas melon. Saat musim kemarau permintaan akan normal karena pengguna kayu bakar menggunakan kayu bakar lagi.

"Saya rasa masih cukup karena saat kemarau stok gas akan berlebih. Tapi penambahan kuota itu dengan adanya kenaikkan gas elpiji 12 kg dan kemungkinan migrasi, juga akan sama saja," ujarnya.

Pihaknya berharap pengguna gas elpiji 12 kga dapat beralih ke Bright Gas. Brigth Gas diakuinya lebih mahal Rp 3.000 dibandingkan dengan gas elpiji 12 kg. Tapi kualitas gas diklaimnya lebih baik dan aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement