REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musuem Nasional Indonesia menawarkan pengalaman yang berbeda kepada para pengunjung untuk menjelajahi museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara itu secara virtual di dunia maya.
Staf Promosi Museum Nasional Indonesia Ferlian Putra di Jakarta, Selasa (3/3), mengatakan Museum Nasional atau yang sering disebut Museum Gajah itu telah menyediakan layanan "virtual touring" di mana para pengunjung, khususnya di dunia maya, bisa menjelajah berbagai ruangan dan melihat koleksi museum dengan gambar panoramik atau 360 derajat melalui laman resmi www.museumnasional.or.id.
"Virtual touring sudah menjadi standar di luar negeri. Museum Nasional juga sudah mengaplikasikannya, kami namakan Virtual Museum Nasional," kata Ferlian.
Untuk menyediakan layanan tersebut, Museum Nasional berkolaborasi dengan raksasa internet Google melalui fitur Google Street View.
Ferlian mengatakan bahwa, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang sudah pesat sekarang ini, para pengunjung akan mempunyai pengalaman yang berbeda ketika menjelajah museum secara virtual, yang bisa diakses melalui komputer dan 'gadget'.
"Ditambah dengan street view, mungkin nanti bisa merubah pandangan masyarakat dan stigma tentang museum. Museum sekarang adalah tempat yang mempunyai nilai estetika yang tinggi dan patut diacungi jempol," kata Ferlian.
Museum Nasional Indonesia telah berkolaborasi dengan Google di dalam suatu wadah yang dinamakan Google Art Project pada 2011, sekarang berubah naman menjadi Google Cultural Institute.
Proyek itu adalah suatu wadah yang diakses secara online di mana publik bisa mendapatkan akses untuk melihat gambar-gambar resolusi tinggi dari karya seni, peninggalan sejarah dan budaya yang terdapat di berbagai galeri dan museum di dunia.
Di situ, para pengunjung juga bisa menjelajah berbagai galeri dan museum di belahan dunia lain lewat gambar panoramik 360 derajat. Dari kurang lebih 140.000 koleksi yang terdapat di Museum Nasional Indonesia, baru 100 yang diunggah datanya ke Art Project.
"Kami ingin memberikan pengalaman yang berbeda dalam mengunjungi museum. Datang secara langsung dengan menjelajah lewat internet pasti lain rasanya," kata Ferlian. Selain itu, layanan itu juga sebagai salah satu cara pihak pengelola museum untuk berpromosi ke dunia internasional karena bisa diakses dari mana saja melalui internet.