Senin 02 Mar 2015 15:03 WIB

Gubernur NTB Nilai Kenaikan Harga Beras Wajar

Rep: c75/ Red: Damanhuri Zuhri
Gubernur NTB, Dr. K.H. TGH. M Zainul Majdi, M.A
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Gubernur NTB, Dr. K.H. TGH. M Zainul Majdi, M.A

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH Zainul Majdi menilai kenaikan harga beras dalam angka yang wajar sangat diperlukan guna mendorong petani mendapatkan harga jual yang bagus.

Namun, jika kenaikan harga beras terjadi tidak secara wajar serta dalam waktu yang tidak seharusnya naik, pemerintah harus waspada.

“Kalau naik dalam harga yang wajar, memang perlu juga petani mendapat harga jual yang bagus tapi kalau naiknya dengan harga yang tidak wajar apalagi dalam masa-masa yang tidak ada kenaikannya seperti ini, pemerintah harus waspada,” ujarnya kepada wartawan di Mataram, Senin (02/3).

Ia menuturkan, pemerintah pusat harus waspada dan mencermati terhadap faktor eksternal yang menyebabkan harga beras naik secara tidak wajar. Bahkan, disinyalir kenaikan harga beras yang tidak wajar terjadi disebabkan adanya mafia.

Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah daerah berkerjasama dengan polda, TNI, kejaksaan dan pengadilan akan mengamankan program nasional di NTB yang diantaranya yaitu terkait pupuk bersubsidi, epliji 3 Kg dan stabillisasi harga beras.

“Kita akan amankan, termasuk operasi gabungan dalam dua minggu ke depan dari unsur pemda, kepolisian dan TNI untuk mengamankan khususnya komoditas dasar yang diperlukan masyarakat,’ ungkap gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang.

Ia menjelaskan, di NTB sendiri, kenaikan harga beras tidak terlalu tinggi dibandingkan daerah-daerah lainnya. Meski begitu, jika diperlukan Bulog Divre NTB sudah menyiapkan stok untuk operasi pasar.  “Sekarang belum perlu, relatif masih terjaga dan kenaikannya tidak signifikan,” ungkapnya.

Dinas Pertanian NTB, Mokhlis mengklaim para petani senang dengan kenaikan beras yang memang diproduksi dan dijual petani langsung. Namun, diperkirakan kenaikan harga beras yang tinggi tidak akan bertahan lama. “Maret sudah normal kembali,” katanya.

Ia menuturkan, 50 ribu hektar lahan padi di provinsi NTB pada Februari panen. Sementara, Maret diperkirakan panen mencapai 45 ribu hektar. “Kami rapat koordinasi, di 10 Kab/Kota pada  April diperkirakan total 268,185 hektar lahan panen,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement