REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, Jabar, meminta supaya pemerintah pusat membangun kantong-kantong penyimpanan gabah atau beras di setiap daerah. Pasalnya, sampai saat ini belum ada gudang untuk menyimpan stok gabah dan beras di wilayah ini. Sehingga, selesai panen petani langsung menjual gabah atau berasnya ke tengkulak.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, selama ini stok beras nasional masih tersentralistik di pusat. Dengan kata lain, daerah tidak diberikan keleluasaan menyimpan beras berskala besar. Padahal, jika ada tempat penyimpanan beras skala besar di setiap daerah, itu bisa menanggulangi dampak dari mahalnya harga beras seperti saat ini.
"Daerah butuh gudang penyimpanan beras," ujarnya, Ahad (1/3).
Coba kalau ada gudang beras di daerah, lanjutnya, mungkin saat terjadi kasus harga beras mahal bisa tertanggulangi. Sebab, pemerintah bisa menggelar operasi pasar dengan harga beras yang murah.
Sehingga, sebut dia, dengan begitu kesusahan masyarakat akan kebutuhan pokok ini pun dapat segera diantisipasi sejak dini. Tak seperti sekarang, masyarakat sedang menjerit akibat mahalnya harga beras.
Meski demikian, Dedi mengaku, pihaknya akan segera berkirim surat ke Bulog supaya segera menurunkan operasi pasar (OP) beras ke Purwakarta. Supaya beban masyarakat bisa sedikit berkurang.
Apalagi, Purwakarta mendapat jatah 150 ton beras untuk menanggulangi kenaikan harga ini. Kemungkinan, OP bisa digelar pada pekan depan.
"Jadi, kedepan setiap daerah harus memiliki gudang beras," jelasnya.