REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumur Adem, di Kabupaten Indramayu dinilai, memberikan dampak positif bagi ketersediaan listrik bagi pulau Jawa dan Bali. Menurut Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Waras Wasisto, PLTU yang mampu menyumbang hingga 1.000 Mw ini patut dibanggakan. Karena, mampu menjadi solusi di tengah masih kurangnya pasokan listrik.
Waras menjelaskan, PLTU Sumur Adem tetap berjalan optimal meski di saat musim kemarau. Kondisi ini berbeda dengan pembangkit listrik tenaga air yang tidak optimal di saat musim kemarau.
"Ini sangat penting untuk menutupi kekurangan pasokan listrik jika PLTA Saguling dan Cirata tidak beroperasi secara maksimal," ujar politisi PDI Perjuangan ini kepada wartawan akhir pekan lalu.
Saat musim kemarau, kata Waras, pasokan listrik dari PLTA tersebut berkurang hingga 800 Mw. Selain itu, Waras meyakini, PLTU Sumur Adem pun akan memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik, kata Waras, aktivitas ekonomi masyarakat akan lancar dan memberi hasil yang baik bagi para pelakunya. "Pasti akan ada efek dominonya terhadap ekonomi," katanya.
Oleh karena itu, Waras sangat berharap keberadaan PLTU tersebut difungsikan optimal untuk menunjang pertumbuhan di masyarakat. "Tidak bisa ditawar lagi. Sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan listrik," kata Waras.
Dikatakan Waras, Jabar memberi kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Sedikitnya, terdapat enam pembangkit listrik yang berada di Jabar. Yakni, PLTA Cibadak, Cirata, Jatiluhur, Saguling, PLTG Alur Canang, dan PLTU Sumur Adem.
Keberadaan PLTU tersebut, kata dia, patut dibanggakan oleh seluruh warga dan pemerintah di Jabar. Waras mengatakan, keberadaan pembangkit listrik di Jabar sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, khususnya Jawa dan Bali. Ini, tidak terlepas dari berlimpahnya sumber energi di Jabar. "Ini harus menjadi unggulan. Dan harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat," kata Waras.
Kendati begitu, Waras menilai, pemanfaatan potensi energi di Jabar belum optimal. Menurut Waras, Jabar seharusnya bisa memiliki lebih banyak pembangkit listrik.
Waras menyebut, sedikitnya terdapat 50 titik di Jabar yang bisa dijadikan pembangkit listrik. "Jadi belum optimal. Ya dengan adanya PLTU (Indramayu) ini sangat membantu. Sekali lagi, meskipun belum optimal," kata Waras seraya mengaku akan mengusulkan agar Komisi IV DPRD Jabar melakukan tinjauan ke PLTU tersebut.