REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Di tengah melambungnya harga beras, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Perum Bulog Sumsel-Bangka Belitung (Babel) melakukan operasi pasar (OP) untuk menekan harga beras di pasar.
Selain mempersiapkan stok untuk OP beras, menurut Kepala Disperindag Sumsel Permana, Pemprov Sumsel juga memperhatikan stok beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Ketersediaan beras harus dijamin. Sumsel tidak pernah mengalami kehabisan stok beras. Sumsel surplus beras kok. Tidak ada masalah dengan stok," katanya, Jumat (27/2).
Menurut Permana, beberapa waktu lalu memang sempat terjadi gangguan distribusi dari sentra beras di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dan Kabupaten Musi Rawas (Mura) karena daerah tersebut sempat dilanda banjir. "Tapi kondisi itu sebentar dan sekarang kembali normal," ujarnya.
Sementara Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sumsel-Babel selain terus melakukan OP beras dan mendistribusikan beras raskin, Bulog juga mempersiapkan stok beras untuk kebutuhan masyarakat beberapa bulan ke depan.
Kepala Perum Bulog Sumsel-Babel, Basirun mengatakan bahwa Stok beras di Bulog Sumsel-Babel aman hingga saat ini mencapai lebih dari 30 ribu ton. Jumlah itu cukup sampai masa panen bulan Maret. Bisa untuk memenuhi kebutuhan sampai Mei mendatang.
Menurut Basirun, untuk stok beras masyarakat tidak perlu khawatir. "Jika Maret sudah mulai panen pasokan beras akan mulai banyak dan harga akan kembali normal lagi," ujarnya.