REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Ratusan warga memadati kompleks Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu di Jalan Mahoni Kota Bengkulu, untuk menyaksikan evakuasi seekor harimau Sumatra (Phantera tigris Sumatrae). Raja hutan itu diamankan dari sekitar perkebunan warga di Kabupaten Seluma.
"Kami lihat dari berita sebelumnya kalau harimau akan dibawa ke Bengkulu, jadi kami ingin lihat langsung," kata Mulyan Ansori, warga Kelurahan Padang Jati Kota Bengkulu di halaman Kantor BKSDA Bengkulu, Kamis (26/2) malam.
Ia mengatakan, evakuasi harimau tersebut akan membuat warga di Desa Talang Beringin lega dan dapat beraktivitas dengan tenang. Mulyan berpendapat, konflik manusia dan harimau terjadi karena hutan tempat hidup satwa langka itu terus menyusut.
Harimau Sumatra yang ditangkap dan dievakuasi petugas BKSDA itu, ditempatkan dalam kandang kerangkeng. Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Bengkulu, Darwis Saragih mengatakan, satwa dilindungi itu terpaksa diamankan karena menyerang seorang petani karet hingga tewas.
"Setelah menyerang petani, harimau itu masih berkeliaran di sekitar kebun warga jadi terpaksa diamankan," kata dia. Penyerangan harimau terhadap petani itu terjadi pada Ahad (22/2) siang. Saat itu petani tersebut tengah menyadap karet di kebunnya.
Untuk sementara kata dia, harimau jantan itu akan dirawat dan diamankan di dalam kandang besi dan ditempatkan di kompleks Kantor BKSDA Bengkulu. "Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tindakan berikutnya," kata dia.