Selasa 24 Feb 2015 19:20 WIB

Industri Kreatif Butuh Iklim Kondusif

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Industri kreatif fashion.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Industri kreatif fashion.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Sebagai bagian industri yang memiliki potensi ekspor besar, industri kreatif butuh iklim kondusif.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) Triawan Munaf menyebut setidaknya ada 16 sub sektor yang termasuk dalam industri kreatif. Di antaranya aplikasi dan permainan berbasis IT, arsitektur, film, animasi dan video, serta beberapa bidang yang bersumber pada kreatifitas lainnya.

Industri kreatif diharapkan bisa berkontribusi terhadap PDB sebesar 7,5-12 persen dengan kontribusi ekspor hingga 10 persen dan tenaga kerja yang terserap 12,5 juta hingga 15 juta orang.

''Dengan subsektor yang banyak dan target yang diberikan, industri kreatif membutuhkan iklim yang kondusif baik dari segi regulasi, infrastruktur, SDM, perlindungan kekayaan intelektual dan pembiayaan,'' tutur Triawan dalam Diskusi Kebijakan dan Langkah Strategis Dalam Pengembangan Industri Unggulan Nasional di Kampus UI, Selasa (24/2).

Dari segi regulasi, Triana bersyukur ada usulan RUU Ekonomi Kreatif oleh DPD. Ia berharap semua pihak yang berkaitan dengan industri ini bisa ikut melihat dan menelaah sebelum RUU nantinya disahkan menjadi undang-undang.

Penyediaan akses internet berkecepatan tinggi juga sangat mendukung perkembangan ekonomi kreatif, terutama yang bertujuan untuk promosi budaya.

''Teknologi dan budaya itu tidak bisa dipisahkan,'' kata Triawan. Peran pengawasan teknologi juga penting dalam mendukung perlindungan karya-karya kreatif dari pembajakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement