Ahad 22 Feb 2015 21:45 WIB

APPSI Pertanyakan Distribusi Beras Bulog

Rep: C87/ Red: Ilham
Operasi beras yang digelar Bulog untuk meredam kenaikan harga beras.
Foto: Republika/Prayogi
Operasi beras yang digelar Bulog untuk meredam kenaikan harga beras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran meminta dilibatkan dalam kegiatan operasi pasar yang dilaksanakan pemerintah untuk mengontrol harga beras. Dia  telah mengajukan kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk dilibatkan dalam operasi pasar. 

“Saya dan kawan-kawan organisasi pedagang pasar baik APPSI maupun koperasi pedagang pasar mengajukan permohonan untuk bisa ikut OP yang ditempatkan di pedagang-pedagang kecil dan pengecer di pasar tradisional, ternyata enggak dapat,” kata Ngadiran saat dihubungi Republika, Ahad (22/2).

Ngadiran mempertanyakan stok beras yang ada di Bulog disalurkan kemana. Sebab, asoasiasi pedagang pasar merasa tidak dilibatkan. Dia memperkirakan beras-beras disalurkan kepada pedagang besar yang memiliki gudang-gudang besar. 

“Dilepasnya kemana? Kalau kita di pedagang trandisional tidak diminta bantu supaya harga stabil. Dia (Bulog) mungkin minta bantu ke pedagang basar,” ujarnya. 

Alhasil, kenaikan harga beras dinilai luar biasa, bukan hanya 5-10 persen melainkan mencapai 20-30 persen kalau dibandingkan awal Januari. Dia mengeluhkan kondisi tersebut menyulitkan para pedagang. Sebab, jika harga beli tinggi otomatis pedagang juga menjual dengan harga yang tinggi.  Di satu sisi, pemerintah dinilai punya stok tinggi, namun asosiasi pedagang tidak dilibatkan. 

Jika tidak melibatkan asosiasi pedagang, lanjutnya, dia mempertanyakan kesanggupan pemerintah menjalankan operasi pasar dilakukan di 267 kelurahan di Jakarta. Jika melibatkan asosiasi, menurutnya akan lebih mudah dan bisa dikontrol oleh Kementerian Perdagangan maupun Bulog. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement