REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah warga Australia ikut berkicau di akun Twitter mereka menanggapi aksi pengumpulan koin di Indonesia. Hal itu menyusul pernyataan Perdana Menteri Australia, Tony Abbot yang menyindir bantuan Australia untuk tsunami Aceh beberapa tahun lalu dilatarbelakangi eksekusi mati dua orang warga negaranya yang merupakan anggota sindikat Bali Nine.
"Rasisme terang-terangan dari orang Indonesia yang berpikiran sempit yang melemparkan kemurahan hatinya di wajah kita karena mereka berpikir Abbot berbicara untuk kita #CoinForAustralia," tulis Alexis Alison (@Lexis_Alison) dari Gold Coast, Australia.
"Kalian butuh lebih dari sekadar koin kalian yang beharga itu untuk membayar kami kembali. Jangan lupa bunganya 400 juta dolar #CoinForAustralia," tulis Peter Johnson (@cree999) dari Sydney.
"Satu-satunya alasan mereka mendapatkan hukuman mati adalah mereka tidak sanggup membayar suap. Judicial corruption itu yang terbaik," tulis Steve (@captscorch) dari New Castle.
Akun bernama Hermes (@Hermeswitch) menganggap apa yang dipikirkan orang-orang Indonesia tentang Abbot sama dengan yang dipikirkannya. Dia menuliskan dalam status terbarunya.
"Asal tahu saja Indonesia, kami pikir dia (Abbot) gila juga. Maaf, kalian harus bertahan dengan komentar-komentar kasarnya #CoinForAustralia," tulis Hermes.
Jo Soucek (@Jo_Soucek) menyatakan sebagai warga Australia dia juga merasa malu mendengar sindiran pimpinan negaranya atas bantuan yang diberikan Australia untuk tsunami Aceh. Soucek yang merupakan simpatisan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dalam gerakan #IStandForMercy meminta maaf kepada rakyat Indonesia yang tersinggung.
"Abbot tidak berbicara atas nama saya jika dia menyindir bantuan itu. Dengan penuh rasa hormat, kami mohonkan ampun untuk #Bali9 #CoinForAustralia," tulis wanita yang juga seorang advokat ini.