Ahad 22 Feb 2015 14:56 WIB
Calon Kapolri Baru

Pengamat: Jokowi Bisa Dipinggirkan PDIP

Rep: C05/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Foto: Antara
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai dukungan PDIP di parlemen pada Jokowi tak akan utuh. Hal ini buntut dari kekecewaan PDIP akibat dibatalkannya pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Menurutnya internal PDIP akan bergejolak pascabatalnya BG dilantik menjadi Kapolri. Hal ini, pastinya akan menimbulkan riak-riak resistensi PDIP pada Jokowi. Hal ini bisa membuat resistensi itu diluapkan di arena parlemen.

"Saya lihat itu dari komentar kader PDIP yang duduk di parlemen," ujarnya, Ahad (22/2).

Siti melanjutkan untuk mencegah hal tersebut, Jokowi harus lihai dalam membangun komunikasi politik dengan internal PDIP. Ini, kata dia, untuk meredam resistensi yang bisa ditujukan kepada Jokowi. Ia menilai jika Jokowi tak pandai membangun komunikasi politik di internal PDIP, maka Jokowi bisa "dipinggirkan" di partainya sendiri.

"Ujung-ujungnya pemerintahan dia menjadi terhambat keberjalanannya," katanya.

Sebelumnya pada Rabu (18/2), Jokowi memutuskan untuk membatalkan pelantikan BG menjadi Kapolri. Nama Badrodin Haiti dimajukan untuk menggantikan nama BG menjadi Calon Kapolri yang baru.

Selain itu Jokowi juga memutuskan untuk memberhentikan sementara pimpinan KPK yakni Abraham Samad dan juga Bambang Widjoyanto.

Selanjutnya untuk mengisi kekosongan tersebut diajukan tiga nama menjadi Plt KPK yakni Taufiqurahman Ruqi, Johan Budi Sp dan juga Indrianto Senoadji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement