Sabtu 21 Feb 2015 10:49 WIB
Kisruh Lion Air

Menhub Jonan Dituding Takut Hadapi Lion Air

Rep: C09/ Red: Erik Purnama Putra
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Menhub Ignasius Jonan.
Foto: Puspen
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Menhub Ignasius Jonan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta Transportation Watch (JTW) menilai, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan, terkesan takut untuk menindak maskapai Lion Air. Perusahaan pemilik tagline 'We Make People Fly' tersebut sudah berkali-kali melakukan penundaan penerbangan.

Bahkan, terakhir terjadi delay besar-besaran terhadap beberapa rute penerbangannya sehingga menyebabkan kericuhan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, dan Bandara Kuala Namu, Medan.

 

Ketua JTW Andy William Sinaga menilai, lambatnya reaksi yang diambil Jonan sangat aneh dan tidak masuk akal. Selama ini, Jonan adalah pejabat yang responsif dalam mengambil keputusan dan tindakan apabila melihat adanya indikasi pelanggaran terhadap aturan Penerbangan.

 

“Selama ini selalu cepat tanggap seperti yang diperlihatkan pada saat hilangnya pesawat Air Asia rute Surabaya-Singapura beberapa bulan yang lalu,” katanya, kemarin.

Jonan selama ini dikenal tegas. Dia pernah mengancam menutup Air Asia dan maskapai lain gara-gara hanya tidak mengambil laporan cuaca. Hanya saja, dalam masalah penerbangan Lion Air yang dimiliki Wantimpres Rusdi Kirana, ia melunak. Pun ketika maskapai Susi Air milik Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti diumumkan termasuk melakukan pelanggaran, tidak ada tindaklanjut sanksi yang diberikan.

Andi mengimbau agar Jonan segera mengambil tindakan yang tegas kepada maskapai Lion Air dengan melakukan penghentian sementara terhadap izin Lion Air. Penghentian izin sementara dapat dilakukan sampai maskapai tersebut benar-benar melakukan restrukturisasi terhadap manajemen khususnya pelayanan terhadap konsumen.

 

“Jonan jangan terkesan takut dengan siapa di balik kemudi Lion Air, tetapi hukum dan peraturan harus ditegakkan,” kata Andi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement