REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wisatawan dari sejumlah negara di Eropa Tengah dan Timur, seperti Rusia, memiliki potensi besar bagi sektor pariwisata Indonesia. Sayangnya, potensi itu terkendala karena tidak ada penerbangan langsung dan belum optimalnya promosi pariwisata Indonesia.
"Pernyataan itu disampaikan para pelaku industri pariwisata Indonesia Bali dalam dialog interaktif pariwisata 'Wisatawan Eropa Tengah dan Timur: Potensi dan Tantangannya untuk Indonesia', yang diselenggarakan di Bali," ujar Enjay Diana dari Direktorat Eropa Tengah dan Timur, Kementerian Luar Negeri, Sabtu (21/2).
Konsul Kehormatan Rusia di Bali, Nuku Kamka mengatakan, penerbangan langsung dari Rusia dan sebaliknya akan sangat mendongkrak arus wisatawan Rusia ke Indonesia. Di samping rencana kebijakan pemerintah Indonesia untuk memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) bagi wisatawan Rusia.
Selama ini wisatawan Rusia menggunakan penerbangan reguler melalui negara tertentu yang memakan waktu perjalanan lebih lama. Selain itu, terdapat pula yang menggunakan charter flight yang jumlahnya terbatas.
"Penerbangan langsung sangat penting. Tidak hanya akan memudahkan warga Rusia saja untuk berwisata ke Indonesia, tapi warga negara di sekitarnya," kata Nuku Kamka.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata RI, wisatawan Rusia ke Indonesia tahun 2014 sebanyak 88.775 orang, turun 5,18 persen dari tahun 2013. Sedangkan menurut Nuku Kamka, wisatawan Rusia ke Bali tahun 2014 tercatat 72.127 orang.